Lanjutan Chocholate in love II


+++++++
”Eomonim… ini bingkisan dariku. Kuharap anda suka..” kata Kyuhyun menyerahkan bingkisan yang dibawanya saat makan malam berakhir.
”Oh.. apa ini? Arak China.. wah pasti mahal sekali?”  seru Ibu Chaeri. Matanya berbinar-binar melihat hadiah Kyuhyun itu. ”Gomawo, Kyuhyun-sshi.”
”Chanmaneyo eomonim…” angguk Kyuhyun.
Kemudian ibu Chaeri memandang bergantian kearah Jungmin dan Chaeri. ”Kalian berdua tak memberiku apa-apa?”
”Mianhae eomma… karena ada game yang baru rilis aku jadi tak bisa membelikan kado untuk eomma. Di cancel tahun depan saja ya…” kata Jungmin dengan wajah memelas.
Kyuhyun tertawa mendengar jawaban polos Jungmin. Dia lalu mengikuti pandangan mata ibu Chaeri itu yang kini sedang menatap Chaeri yang terlihat tak acuh.
”Park Chaeri, mana kado darimu?!” seru sang ibu.
”Sudah masuk perut eomma ’kan? Semua masakan yang kubuat adalah kadoku..”  Chaeri lalu menarik tangan Kyuhyun, ”semuanya… kami mau jalan-jalan sebentar ya. Silahkan kalian yang membereskan sisa makan malam ini.”
Setelah mengatakan itu, dia bergegas bangkit diiringi Kyuhyun di belakangnya. Yang lain hanya bisa bengong mendengar ucapan Chaeri yang mau lepas tanggung jawab itu.
Chaeri dan Kyuhyun lalu keluar rumah dengan ekspresi gembira tak lepas dari wajah mereka. Berjalan perlahan menuju taman bermain yang letaknya satu blok dari rumah Chaeri. Tempat pertama kalinya Chaeri menceritakan masa lalu keluarganya pada Kyuhyun.
Chaeri lalu duduk di kursi ayunan sementara Kyuhyun memandanginya dari samping tiang penyangga ayunan itu.
”Ah… sudah musim dingin. Aku masih ingat saat kita berbincang disini pertengahan musim panas lalu sepulangnya dari rumah orang tuamu…” seru Chaeri menatap langit sembari memutar memori kenangannya bersama Kyuhyun.
”Ne… saat itu status kita masih teman dan pacar pura-pura,” kekeh Kyuhyun duduk di ayunan sebelah Chaeri.
”Oppa…” panggil Chaeri, lalu terkekeh sementara Kyuhyun menaikkan alis kanannya. Heran.
”Ternyata memang menjijikkan jika mendengarmu memanggilku seperti itu, chagy…”
”Hm… iya,” angguk Chaeri. ”Tapi saat itu kau memaksaku untuk memanggilmu seperti itu. Hah… aku masih ingat dengan jelas saat-saat kita bersama dulu…”
”Hubungan yang terjalin karena kejadian konyol. Kita harus berterima kasih pada Henry karena mempertemukan kita…”
”Aku harus berterima kasih pada orang yang memotret kita saat kau mengantarku ke rumah. Konyol sekali, kau hanya membopongku saat itu… tapi malah terlihat seperti berpelukan..” Chaeri makin mempercepat ayunannya.
Kemudian hening terjadi, mata Kyuhyun tak lepas memandangi wajah Chaeri yang tiba-tiba murung. Yeoja itu menunduk seakan ada sesuatu mengganjal perasaannya.
”Kyuhyun-ah… ” ucap Chaeri kemudian, masih menunduk. ”Kau sampai sekarang masih belum mau menceritakan padaku tentang yeoja yang pernah disebut Ahra-onnie dulu. Kenapa? Padahal kau sudah tahu tentang Jong Suk…”
”Itu hanya masa lalu, Chaeri-ya. Aku sama sekali tak pernah mempermasalahkan masa lalumu ’kan?”
Chaeri mengangguk, dia lalu memandang Kyuhyun. Namja itu sedang memegang erat tali ayunan. Menatapnya dengan getir.
”Mianhaeyo.. aku hanya ingin tahu lebih banyak tentangmu. Asal kau tahu, sebenarnya alasan hubunganku dengan Jong Suk berakhir bukan hanya masalah jarak. Tapi karena ada orang ketiga. A-aku hanya tak ingin, kalau aku menjadi penyebab hubunganmu dan yeoja itu berakhir… aku tak ingin dia tersakiti karena hubungan kita ini…”
”Dia sudah tiada Chaeri-ya. Dia pergi sebulan sebelum aku bertemu denganmu. Saat kita bertemu pertama kali di rumah kekasih Henry, aku baru pulang dari mengunjungi makamnya.”
Chaeri merasa tercekat mendengar kisah Kyuhyun barusan. Dia lalu meraih tangan namja itu, menggenggamnya erat.
”Tubuhnya memang sangat lemah. Saat aku berjumpa pertama kali dengannya 4 tahun lalu pun, dia sedang menjalani pengobatan. Perjuangannya berakhir pertengahan tahun ini. Menyedihkan sekali, tapi mungkin yang terbaik. Tuhan terlalu mencintainya sehingga mengambilnya dalam usia yang masih sangat muda.”
Kyuhyun semakin mengeratkan genggaman tangan Chaeri. Berusaha menguatkan hatinya saat menceritakan hal itu. Mencoba tabah walau nyatanya, hatinya masih terasa teriris pedih saat menceritakan kisah itu.
”Bolehkah aku mengunjunginya?” tanya Chaeri lirih.
”Tentu saja. Aku akan mengajakmu melihatnya… ” sahut Kyuhyun tersenyum.
”Kyuhyun-ah, mianhae. Membuatmu teringat akan hal pedih, tapi aku hanya meyakinkan diriku.. kalau kau menyukaiku tulus. Tak ada unsur pengkhianatan ataupun pelarian dari rasa sedih saat kita membangun hubungan ini…”
Kyuhyun melepaskan genggaman tangannya. Dia bangkit dari ayunan kemudian berlutut di hadapan Chaeri, menyeka air mata yang muncul di sudut mata yeoja itu.
”Yaa.. saat aku mengenalmu pertama kali, kau bukan yeoja yang cengeng. Kenapa sejak kita semakin dekat kau juga semakin sering menangis?” kekeh Kyuhyun menepuk lembut puncak kepala Chaeri. ”Untuk apa aku berulang kali menyatakan cintaku kalau aku hanya menjadikanmu pelarian? Yaa… aku sungguhan menyukaimu.”
Kyuhyun lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku mantel yang dikenakannya.
”Sebenarnya, aku ingin memberikan ini padamu..” senyumnya.
Chaeri membuka bungkusan yang diberikan Kyuhyun. Bungkusan kecil itu ternyata berisi coklat berbentuk hati.
”Yaa.. hanya coklat?” rengut Chaeri.
”Tapi coklat ini tak akan membuatmu menangis.”
Chaeri mengerti maksud ucapan Kyuhyun. Dia ingat saat Jong Suk memberikannya coklat beberapa waktu lalu, Kyuhyun ada disana dan Chaeri menghabiskan coklat pemberian Jong Suk itu dalam tangis.
”Coklat yang kuberikan padamu akan selalu terasa manis dan membawa kebahagiaan. Zat anadamide didalamnya akan bekerja sangat ampuh sehingga membuatmu selalu tersenyum. Walau ada air mata tapi kupastikan itu adalah air mata bahagia. Jadi kumohon terimalah dan percayalah pada perasaanku…”
Chaeri mengangguk. Diambilnya coklat itu, bersiap memakannya sebelum Kyuhyun menyela…
”Gigitnya pelan-pelan ya…”
Chaeri memiringkan kepalanya bingung. Tapi dia menuruti ucapan Kyuhyun, mengigit coklat itu dengan perlahan. Tapi ada sesuatu yang keras disana sehingga Chaeri menguatkan gigitannya.
”Yaa… kubilang gigitnya pelan-pelan,” seru Kyuhyun menarik tangan Chaeri dan menunjukkan sesuatu yang ada di dalam coklat itu.
”Yaa! Orang bodoh mana yang memasukkan cincin dalam coklat?! Aigoo.. untung gigiku tak patah…”
”Makanya, sudah kukatakan gigitnya pelan-pelan! Cepat habiskan coklatnya, supaya cincinnya bisa diambil,” titah Kyuhyun yang langsung dituruti Chaeri.
Setelah coklat yang mengelilingi cincin itu habis, Kyuhyun mengambil cincin itu dan menunjukkannya agar Chaeri bisa melihat dengan jelas apa yang terukir dibalik cincin itu.
Prince ♥ Cherry,” Chaeri membaca ukiran itu. ”Yaa.. jadi kau pangeran? Huh, pangeran dari mana?”
”Pangeran hatimu ’kan?” Kyuhyun mengambil cincin itu dan memasangkannya di jari manis tangan kanan Chaeri. ”Sangat pas.”
”Apa ini hanya satu? Kau tak memakai pasangannya?”
”Tidak ada pasangannya. Hanya itu saja.”
”Huh? Pelit! Uangmu kan banyak. Untuk apa kau bekerja keras kalau kau hanya beli satu! Kau bisa beli pasangannya juga ’kan? Biar kita memakainya bersama!”
”Chaeri-ya.. Bukannya aku pelit atau uangku tak cukup. Aku hanya ingin kau saja yang memakainya. Aku memberimu cincin ini karena ada 3 alasan.”
”Huh?”
Kyuhyun tertawa, ”Yang pertama, agar tak ada namja lain yang menggodamu. Yeah.. walau aku yakin tak akan ada.. hehe…”
”Maksudmu?!” seru Chaeri dengan mata melotot.
”Yang kedua…” Kyuhyun tak mengubris rajukan Chaeri, ”… aku ingin mengikatmu dalam hubungan yang lebih serius. Pernikahan…”
”Mwo?!” mata Chaeri semakin membulat.”Pernikahan…” lanjutnya lirih.
”Tentu saja bukan sekarang. Tapi aku ingin kau menunggu dan bertahan. Mungkin ini berat, tapi tunggu aku… mungkin 5 tahun lagi yang jelas setelah aku selesai menjalankan tugasku sebagai namja Korea yang berbakti pada negara, aku akan menikahimu.”
”Serius? Kau sungguhan ingin menikah denganku?” Chaeri masih tak percaya dengan yang didengarnya.
”Tentu saja! Kencan seperti ini bukan untuk main-main! Kau pikir, aku nappeum namja? Dan alasan terakhir dan yang menjadi alasan utama aku melakukan hal yang pertama dan kedua adalah….” Kyuhyun tersenyum melihat ekspresi tegang Chaeri. Dan kemudian dia meraih tengkuk yeoja itu. Merapatkan wajahnya ke wajah Chaeri dan mengecup singkat bibirnya. ”.. karena aku mencintaimu. You are my lady. Sekarang dan selamanya.
Chaeri meneguk liur mendengar ucapan Kyuhyun itu. Kalimat itu memang bukan pertama kalinya dia dengar. Sudah berulang kali Kyuhyun mengatakan itu padanya, tapi entah kenapa kali ini terasa berbeda. Mungkin karena pengaruh lamaran tadi.
”A-aku rasa… aku bisa menunggu jika 5 tahun lagi.” sahut Chaeri gugup. ”Aku juga belum ingin menikah sekarang… baiklah. Aku akan menunggumu.”
Kyuhyun tertawa mendengar jawaban Chaeri. Dia mengacak gemas rambut yeoja itu.
”Chaeri-ya, kau harusnya melihat wajah malu-malumu sekarang. Menggemaskan sekali, pipimu memerah seperti buah Cherry,” kata Kyuhyun lalu mencium kedua pipi Chaeri.
”Aishh~ bodoh!” Chaeri mendorong tubuh Kyuhyun. Dia bangkit dari ayunan dan berjalan pulang. Dia tahu kalau wajahnya merah padam kini, terasa panas tetapi menyenangkan.
”Yaa… tunggu aku,” Kyuhyun menyusul Chaeri dan menggandengnya. Lalu berkata, ”Besok aku akan rekaman dengan Nanhee.”
Seketika langkah Chaeri terhenti. Dia merasakan hawa dingin menghembus ke wajahnya. Rasa senang sirna. Bulu kuduknya kini berdiri. Rasa takut menyergapnya. Ketakutan yang sangat beralasan.
”B-bagaimana bisa?” lirih Chaeri.
“Tentu saja bisa. Yaa, kau belum tahu kalau keponakanmu akan debut februari tahun depan? Di mini album debut mereka akan ada bonus track yang isinya duet kami. Nanhee nanti akan debut dalam girlband yang terdiri dari 4 orang. Keponakanmu akan menjadi vokalis utama di grup itu.”
Nanhee akan debut menjadi artis? Chaeri sama sekali tak tahu. Sejak kejadian di hari pertama Nanhee tiba di Seoul, sejak kejadian percekcokan antara dirinya dan keponakannya itu, Chaeri sama sekali tak tahu kabar Nanhee. Lebih tepatnya dia tak ingin tahu.
”Bukannya terlalu cepat? Dia baru menjadi traine 2 bulan lalu ’kan?”
”Itu tak jadi soal. Sama sepertiku, aku juga baru di training 3 bulan dan langsung debut. Itu yang disebut bakat alami, tak perlu lama memolesnya. Selama menjadi traine dia hanya dibekali dengan pelajaran attitude, selebihnya itu dari dirinya sendiri. Keponakanmu itu memang terlahir untuk menjadi bintang. Dia cantik dan musikalitasnya menakjubkan. Aku sudah tak sabar ingin bekerja sama dengannya…” jelas Kyuhyun panjang.
Kau tak sabar? Aku justru malah berharap kerjasama kalian gagal,” umpat Chaeri dalam hati.
”Yaa.. dia keponakanmu! Tapi kenapa kau tak terlihat senang?”
”Aku hanya ingin dia kembali ke Busan dan melanjutkan sekolahnya…” sahut Chaeri.
”Yaa.. jangan seperti itu. Kau harus mendukungnya, padahal kukira hubungan kalian baik. Dia selalu menceritakan segala hal yang baik tentangmu. Memujimu…”
Aku justru tak mau dipuji oleh mulut busuknya itu,” batin Chaeri.
++++++
Chaeri nyaris tak mampu memejamkan matanya. Pikirannya gelisah karena berita yang baru didengarnya dari Kyuhyun tadi.
Nanhee akan debut… dia bekerjasama dengan Kyuhyun. Mereka akan sangat dekat.. tidak… tidak… mereka sudah dekat sebelumnya. Tapi kenapa Kyuhyun baru mengatakannya sekarang?
”Nanhee bilang dia akan merebut Kyuhyun dariku… apa ini cara yang akan dia gunakan?”
”Ani.. ani.. aku tak boleh berpikiran macam-macam. Kyuhyun akan bekerja secara profesional. Dia tak akan terpengaruh walaupun Nanhee menggodanya. Tapi… Nanhee itu sangat ambisius.”
”Jaemin-oppa pernah berkata padaku kalau anaknya itu akan selalu berusaha keras untuk mendapatkan segala keinginannya. Tak pernah mengenal kata menyerah…”
”Nanhee dibesarkan dengan selalu mendapatkan semua yang dia inginkan…”
”Tadi Kyuhyun memujinya cantik, mempunyai kemampuan musik yang menakjubkan…”
”Sementara aku?”
Chaeri bangkit dari pembaringannya. Dia menuju meja rias. Menatap wajahnya di cermin. Dia menangis. Dia bahkan tak bisa dengan jelas melihat wajahnya tanpa bantuan kacamata tebal yang selalu menemani penampilannya sejak jaman sekolah menengah pertama.
Aku buruk rupa… bagaikan itik yang selalu berharap menjadi angsa cantik. Selalu sok memuji diri sendiri walau nyatanya tak ada yang bisa dibanggakan. Tak punya kelebihan apapun. Orang-orang bahkan mungkin tak akan ada yang percaya jika aku mengatakan kalau Nanhee adalah keponakanku. Kami sama sekali tak mirip…
Rasa tak percaya diri dan iri muncul dalam benak Chaeri. Perasaan yang sempat sirna beberapa tahun terakhir ini muncul kembali. Dia seperti menjadi dirinya yang dulu. Persis seperti saat dia mulai berkencan dengan Jong Suk. Merasa tak percaya diri dan minder ketika berdampingan dengan namja yang rupawan. Merasa ketakutan ketika melihat yeoja lain mendekati Jong Suk. Merasa ketakutan saat Jong suk memberikan senyuman pada yeoja lain. Merasa ketakutan saat Jong suk memberikan perhatian pada Chae Kyeong. Merasa takut… takut akan kehilangan.
”Andwe… aku tak mau seperti itu lagi. Nanhee itu keponakanku… dia bukan Chae Kyeong. Kyuhyun bukan Jong Suk, dia tak akan mengkhianatiku…” pekik Chaeri menghambur semua yang ada di atas meja riasnya. Dia menangis karena rasa takutnya itu.
Hanna yang terbangun karena mendengar bunyi benda yang berjatuhan bergegas menghampiri Chaeri yang menangis.
”Chaeri-ya.. gwenchanayo?” katanya memijat pundak Chaeri. Sementara Chaeri menelungkupkan wajahnya di atas meja. Menangis.
”Hanna-ya.. aku sudah berubah. Aku bukan Chaeri si pendengki… aku bukan orang jahat. Aku sudah berubah..”
”Ne… kau memang sudah berubah. Kau yeoja baik.. yeoja yang penuh semangat dan impian.” bujuk Hanna.
”Aku tak akan menyakiti orang lain lagi… aku sudah bertobat. Aku menyesal menyakiti Chae Kyeong. Aku menyesal selalu iri padanya… aku sudah berubah. Aku bukan yeoja yang akan selalu iri… aku bukan yeoja seperti itu lagi…”
”Ne.. Chaeri adalah yeoja yang penuh percaya diri.” Hanna membelai lembut rambut Chaeri. “Katakan padaku, kau kenapa? Kenapa menangis seperti ini?”
Chaeri menceritakan segalanya. Tentang keponakannya, Yu Nanhee, tentang perasaan yeoja itu pada Kyuhyun dan segala hal yang diceritakan Kyuhyun padanya tadi. Semuanya diungkapkannya pada Hanna.
”Tenanglah, namja itu begitu mencintaimu ’kan? Lihat cincin di tanganmu ini. Dia bersungguh-sungguh padamu. Dia tak akan mengkhianatimu hanya demi seorang bocah. Mereka hanya bekerja sama. Berpikirlah positif, kau bilang padaku agar tak menyamakan Kyuhyun dengan Jong Suk? Jadi dia tak akan melakukan hal yang sama padamu..’
“Bagaimana aku bisa percaya? Aku mengenal Jong Suk lebih dari 11 tahun. Tapi dia mengkhianatiku… bagaimana mungkin aku bisa percaya sementara aku baru mengenal Kyuhyun selama 6 bulan ini. Bisa saja dia berubah… semua namja akan seperti itu jika melihat bunga yang lebih indah dan segar dibanding miliknya. Dia akan memilih bunga itu dan membuang miliknya yang kusam!”
”Kau bilang kau mencintainya ’kan?” tegur Hanna.
”Ne..”
”Kalau begitu, percayalah padanya. Jika dia mengkhianatimu yang perlu kau lakukan adalah meninggalkannya. Dan menutup kisah kalian. Itu saja!”
++++++
Dua minggu berlalu sejak hari ulang tahun ibu Chaeri. Selama itu pula, Chaeri dan Kyuhyun tak sekalipun bertemu. Hanya berhubungan lewat telpon ataupun chat. Jadwal kegiatan Kyuhyun memang semakin padat jika mendekati akhir tahun. Acara penghargaan, konser perayaan akhir tahun di televisi ditambah tur dunia grupnya sendiri. Belum lagi syuting segala jenis acara, kegiatan individu.
Chaeri tak ingin memusingkan masalah Nanhee yang belum pasti itu. Dia sebisa mungkin membuat Kyuhyun tenang dan bahagia. Tak ingin membahas tentang Nanhee jika mereka sedang berkomunikasi. Namja itu pastinya sangat lelah dengan aktifitasnya. Chaeri tak ingin membebani Kyuhyun dengan kegelisahannya sendiri.
Tak akan terjadi masalah apapun dalam hubungannya dengan Kyuhyun dikarenakan Nanhee. Justru masalah akan timbul jika Chaeri membahasnya. Dia akan mencoba bersikap tenang.
++++++
Chaeri pulang ke rumahnya dengan terburu-buru. Dia bersegera masuk ke kamarnya, mengganti baju kerjanya dengan dress coklat yang baru dibelinya saat menerima gaji di awal bulan desember ini. Dia terlihat gembira, melupakan rasa lelahnya setelah pulang bekerja. Dia mengenakan jepit rambut yang pernah diberikan Kim Heechul padanya dulu. Dia mengenakannya karena Kyuhyun pernah memujinya cantik saat menggunakannya.
Setelah memoles tipis bibirnya dengan lipstick, dia mematut penampilannya di depan cermin.
”Neoumu yeoppo… ” pujinya sendiri, ”Hah, aku bukannya si itik buruk rupa. Aku juga cantik.”
”Aigoo.. berhentilah memuji dirimu sendiri,” dengus Hanna yang sedari tadi memperhatikannya sambil berbaring di ranjang Chaeri. ”Baru dua minggu lalu kau menghina wajahmu! Sekarang sudah di puji-puji lagi. Benar-benar bodoh!”
”Hah… lupakan hal itu. Saat itu aku lagi labil.”
”Cih,” Hanna kemudian tertawa. ”Kau akan kemana? Berdandan norak sekali!”
”Kyuhyun mengajakku pergi. Aku tak tahu kemana tapi yang jelas, ini baru pertama kalinya. Mungkin kencan…”
”Mwo? Yaa, memangnya kalian tak pernah kencan?”
”Sering sih, tapi tidak seperti ajakkannya hari ini. Hari ini dia sok misterius, pasti akan mengajakku candle ligth dinner…. kami tak pernah melakukan itu. Biasanya hanya kencan di rumahku, dormnya atau makan di rumah orang tuanya. Tak pernah kencan di tempat-tempat romantis. Aku harap dia membawaku ke Namsan hari ini…” jelas Chaeri penuh semangat.
”Kalau begitu selamat berkencan! Jangan pulang terlalu larut kalau tak ingin mendapatkan hadiah centong nasi dari ibumu,” kata Hanna lalu berbaring di ranjang Chaeri lagi.
”Baiklah,” sahut Chaeri. Dia bersiap keluar dari kamarnya tapi kemudian mendekati Hanna dan menarik selimut yang menutupi yeoja itu.
”Im Hanna! Ini masih sore, jangan tidur saja! Berjalan-jalanlah diluar, kau tak pernah pergi keluar sejak kau datang. Memangnya kau pulang ke Seoul hanya untuk hibernasi di rumahku saja?”
”Hah… berisik! Pergi saja kau sana..” usir Hanna.
++++++
Chaeri memperhatikan Kyuhyun yang sedang mengemudi disampingnya. Dia senang sekali bisa berjumpa dengan kekasihnya itu setelah dua minggu tak bertemu.
”Kyuhyun-ah… kau akan mengajakku kemana hari ini?”
”Suatu tempat…” sahut namja itu.
”Iya… tapi kemana? Kau sok misterius sekali?” rengut Chaeri.
”R-a-h-a-s-i-a..” kekeh Kyuhyun. Lalu dia menyalakan panel musik mobilnya. Memperdengarkan Chaeri sebuah lagu.
“Hm.. lagu apa ini? Aku baru mendengarnya… apa lagu baru…” seru Chaeri. ”… heii… ini kan suaramu.”
“Lalu suara siapa yang menjadi pembuka lagunya…” lanjut Chaeri lirih. Dia seakan bisa menebak pemilik suara itu.
“Yu Nanhee.. ini lagu kami. Baru selesai kemarin. Bagus ’kan?”
Chaeri tak menjawab. Dia mendengarkan dengan seksama alunan merdu suara Nanhee. Bulu romanya berdiri. Dia tak menyangka kalau keponakannya mempunyai suara yang sangat indah. Dia merinding ketika mendengar suara Nanhee ketika mencapai nada tinggi.
“Dia hebat sekali..” kata Chaeri ketika lagu berakhir.
”Kau mempunya keponakan yang sangat mengagumkan, Chaeri-ya..”
Chaeri memandang Kyuhyun yang tersenyum. Dia merasa kesal mendengar Kyuhyun memuji Nanhee. Dia tak menyadari kalau mobil yang dinaikinya sudah berhenti.
”Kita sudah sampai,” kata Kyuhyun lagi.
Chaeri memandangi lokasi tempatnya berada. Pemakaman. Komplek pemakaman yang sama tempat Shin Songsaengnim dimakamkan. Ternyata Kyuhyun bukan membawanya ke Namsan ataupun restoran mewah untuk makan malam bersama. Dia dibawa ke pemakaman. Yah.. tampaknya untuk mengunjungi makam kekasih Kyuhyun yang dulu. Chaeri lalu melihat Kyuhyun membuka bagasi mobilnya, mengambil sebuket bunga lily dari sana.
“Kita…”
“Kau bilang ingin menjenguknya ‘kan?” Kyuhyun memutus ucapan Chaeri.
Chaeri mengangguk. Dia meraih bunga lily yang dipegang Kyuhyun lalu mereka bersama memasuki komplek pemakaman itu.
”Shin songsaengnim dimakamkan di sebelah sana…” tunjuk Chaeri ke arah kanan dibelokan pertama.
”Apa kau ingin kesana?”
”Nanti saja…” sahut Chaeri.
Chaeri lalu mengeratkan genggamannya ditangan Kyuhyun. Dia merasa sangat gugup. Tak tahu kenapa. Langkahnya terasa berat, seolah tak ingin membiarkannya meneruskan jalannya.
Chaeri lalu menengadahkan kepalanya ke langit ketika merasa sebutir salju mengenai pundaknya. Langit sore yang kelabu dan cuaca yang dingin membuat Chaeri semakin cemas tak beralasan.
Kemudian langkah Kyuhyun berhenti. Namja itu melepaskan genggamannya. Lalu berlutut di depan sebuah nisan. Berdoa.
Mereka sudah sampai. Ini makam yeoja itu. Makam kekasih Kyuhyun sebelumnya.
Chaeri menatap nisan itu dengan tatapan tak percaya. Dia membaca dengan seksama nama yang terukir di batu putih itu. Memastikan kalau dirinya salah. Yah.. dia berharap dia melakukan kesalahan dalam membaca tulisan yang tertera disana.
Tapi nyatanya…
Tak ada kesalahan. Nama itu tetap sana.
Han Chae Kyeong
”Ini hanya kebetulan… hanya nama yang sama… bukan berarti orang yang sama pula..”
Chaeri mencoba meyakinkan dirinya. Ini bukan makam Han Chae Kyeong. Yeoja yang selalu dibenci sekaligus membuatnya selalu merasa bersalah. Bukan makam yeoja yang mengkandaskan hubungannya dengan Jong Suk dulu.
Bukan yeoja yang pernah dipaksanya untuk melakukan aborsi. Bukan yeoja yang sama.
Han Chae Kyeong
15 september 1989 – 20 juni 2011
Rest In Peace
”Chae Kyeong… sudah tiada…”
Kata-kata Jong Suk terngiang di kepalanya. Teringat kejadian 4 bulan lalu, di acara reuni.
”Dia meninggal 2 bulan lalu…”
Waktu yang pas. Bulan kematian yang sama. Tanggal kelahiran yang sama.
Sesak. Itulah yang dirasakan Chaeri kini.
”Kenapa bisa ada kebetulan yang seperti ini. Ini tidak benar! Kenapa harus dia? Kenapa aku harus berhubungan dengan orang yang pernah berkencan dengannya…”
”Jong Suk… dan kini… Cho Kyuhyun…”
”Kenapa? Kenapa? Kenapa harus yeoja ini?! Kenapa bukan orang lain?!”
”Andwe… andwee….”
”Kyuhyun akan membenciku… dia pasti akan membenciku jika dia tahu apa yang pernah terjadi antara aku dan Chae Kyeong dulu… dia pasti akan meninggalkanku!”
”Atau jangan-jangan dia sudah tahu. Dia menjebakku. Dia membalaskan dendam Chae Kyeong…. membuatku jatuh cinta padanya lalu dia akan meninggalkanku. Memutuskan hubungan kami sementara aku sudah tak bisa hidup tanpanya…”
“Andwe.. andwe… “
“Kumohon Tuhan. Jangan buat hal itu terjadi padaku…”
“Aku begitu mencintainya kini…”
Chaeri mencoba menenangkan dirinya. Dia mengikuti Kyuhyun berlutut di depan makam itu. Meletakkan bunga lily di depan batu nisan Chae Kyeong.
Chaeri mengatupkan tangannya. Memejamkan matanya.
”Han Chae Kyeong. Apapun yang terjadi dulu, aku tak akan membiarkan masa lalu kita membuatku kehilangan kekasihku lagi. Cukup Jong Suk. Tak akan kubiarkan kau mengusik hidupku lagi…”
”Tak akan kubiarkan Kyuhyun tahu apa yang pernah terjadi dulu…”
”Beristirahatlah dengan tenang disana… Chae Kyeong-ah…”

To be continued
PART 11

STORY
”Unnie… gomawo… berkat unnie, Yujin selamat. Selamanya aku berhutang budi pada unnie…”
”Unnie.. kau kaget melihatku disini? Aku ingin belajar membuat coklat pada Jong Suk-oppa. Aku melakukannya untuk unni, aku akan membuat coklat yang paling enak… ”
”Unnie… aku menyukai Jong Suk-oppa. Unnie tak marah kan kalau aku pacaran dengannya?”
”Unnie…walau kau begitu membenciku. Selamanya, aku tetap menyayangimu, unnie…”
“Chaeri-ya… kau kenapa?”
Teguran Kyuhyun membuat Chaeri tersadar dari lamunannya. Dia melihat Kyuhyun sudah tak berlutut lagi. Chaeri lalu mengikuti namja itu bangkit. Matanya masih menatap lekat batu nisan Chae Kyeong. Sementara salju semakin deras jatuhnya.
“Chae Kyeong-ah. Kami pergi dulu… aku akan mengunjungimu lagi nanti…” Kata Kyuhyun membungkuk pada makam itu lalu mengamit tangan Chaeri mengajaknya untuk pergi. “Kita mampir ke makam gurumu?”
Chaeri menjawab dengan gelengan lemah. Dia mengeratkan pegangannya pada Kyuhyun. Dia merasa pusing dan lemas.
”Chaeri-ya, kau tak apa-apa?” Kyuhyun menghentikan langkahnya, diarahkannya tubuh Chaeri menghadapnya. Dia terkejut melihat ada darah yang akan keluar dari hidung yeojanya itu. ”Chaeri-ya… kau mimisan.” serunya, bersegera dia melap darah yang mulai keluar itu dengan tangannya.
”Chaeri-ya…” Kyuhyun menatap cemas Chaeri yang menahan darah yang keluar itu dengan tissu lalu berjalan cepat meninggalkan Kyuhyun keluar dari area pemakaman.
Chaeri masuk kedalam mobil Kyuhyun duluan. Dia berbaring dikursi bagian penumpang. Masih tetap berusaha menghentikan mimisannya. ”Aku akan membawamu ke rumah sakit!” seru Kyuhyun, dia masih di luar mobil.
”Andwe… aku tak apa-apa. Sudah kubilang, ini biasa terjadi! Aku memang selalu seperti ini jika cuaca terlalu dingin atau terlalu panas. Kau tak usah cemas. Ibuku dokter! Sudah dari jauh hari dia memeriksakan kondisiku. Aku sehat! Hanya saja… hidungku terlalu sensitif. Itu saja…” jelas Chaeri. “Kau tak usah khawatir… aku baik-baik saja…”
Kyuhyun lalu masuk ke mobil. Dia lalu membiarkan Chaeri berebah dipangkuannya. “Kau tahu… aku sudah pernah kehilangan. Aku sangat takut jika kau juga pergi lebih dulu dariku…” dia membelai lembut rambut Chaeri.
“Chae Kyeong… Di-dia meninggal karena apa?” Tanya Chaeri ragu.
”Gagal jantung.” Kyuhyun berkata sambil memegang dadanya. ”Kau pasti kaget, mengingat usianya yang masih muda. Hah,.. tubuhnya memang lemah sejak dulu. Itu karena penyakit jantung bawaan yang dideritanya sejak kecil. Dia tak bisa berlari kencang. Tak bisa terlalu bersemangat.”
Chaeri langsung teringat ucapan Jong Suk dulu,”… Dia sangat menderita setelah hubungan kami berakhir. Tubuhnya yang sejak awal sangat lemah semakin diperparah dengan cara dia menggugurkan bayinya. Dia menjadi sakit-sakitan. Tapi dia tak pernah membenciku… ”
Chaeri menarik nafasnya, berpikir dalam hati.”Ada yang salah disini! Dia meninggal karena gagal jantung?! Jadi kematiannya tak ada hubungannya denganku. Bukan karena aku memaksanya untuk melakukan aborsi. Aku tak ada kaitannya… tapi kenapa Jong Suk berkata seperti itu dulu? Apa dia sengaja agar aku merasa tertekan?”
”Aku bertemu pertama kali dengannya 4 tahun lalu. Saat aku juga dirawat di rumah sakit. Kau tahu kan.. dulu aku pernah mengalami kecelakan parah sehingga harus dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama. Aku bertemu dengannya di kapel rumah sakit.. Aku sudah di rawat sekitar 2 bulan saat itu. Saat itu sudah tengah malam, aku tak bisa tidur kemudian aku pergi ke kapel untuk berdoa. Ditemani Donghae-hyung. dan disanalah aku bertemu dengannya…”
”…Kulitnya putih pucat. Rambutnya yang sebahu digerai, terlihat sangat cantik. Seperti malaikat. Dia melantunkan ayat suci. Dan aku terhanyut saat itu. dia berdoa… tapi juga menangis. aku tak tahu apa yang dia tangisi. Tapi aku tahu… dia berdoa untuk seseorang. Bukan untuknya sendiri…”
Chaeri melihat mata Kyuhyun yang berkaca-kaca saat menceritakan itu. Suara Kyuhyun terdengar bergetar. Saat namja itu akan melanjutkan ceritanya. Chaeri menahannya dengan meletakkan jarinya ke bibir namja itu. Menyuruhnya berhenti, karena dia merasa sakit saat Kyuhyun menceritakan tentang Chae Kyeong.
”Tak usah kau lanjutkan. Aku tak ingin mendengar kisah itu… kumohon…”
”Mianhae, Chaeri-ya…” butiran bening jatuh dari mata Kyuhyun. ”… aku menyakitimu hari ini.”
”Kau sama sekali tak menyakitiku. Aku hanya tak ingin mendengar kisahnya. Jika kau menceritakan kisah itu… pasti kau akan bersedih. A-aku tak akan memaksamu untuk menceritakan kisah masa lalu yang menyedihkan itu lagi. Aku tahu kau begitu mencintainya dulu. Tapi sekarang sudah ada aku. Aku tak suka melihatmu yang lemah… aku tak suka melihat air matamu… aku tak suka melihatmu menangis dan menjadi lemah karena masa lalumu.”
Chaeri lalu bangkit. Dia memeluk Kyuhyun erat dan berbisik. ”Sekarang dan nanti. Cukup pikirkan aku saja.”
Kyuhyun tersenyum dan menepuk punggung Chaeri, ” dasar egois.” desahnya.
++++++
”Wah… tampaknya tak ada orang di dorm.” kata Kyuhyun menggandeng Chaeri masuk ke dormnya.
”Sepi sekali…” timpal Chaeri. ”Kau sengaja membawaku kemari karena sudah tahu tak bakal ada member yang lain kan?”
”Haha.. tepat!” Kyuhyun mempersilahkan Chaeri duduk di sofa panjang di ruang tengah. Memberikan yeoja itu remote tv, lalu meninggalkannya ke dapur dan kembali dengan membawa beberapa bungkus snack dan dua botol air mineral ukuran sedang.
”Paling tidak, jika kau mengajakku kemari. Kau sudah menyiapkan makan malam spesial. Bukannya hanya menyediakan snack. Kau lihat dandananku. Sudah sangat cantik, tapi malah diajak ke pemakaman dan dorm. Aku kira kau akan membawaku ke Namsan atau restoran mewah…” omel Chaeri pada Kyuhyun yang duduk disampingnya.
”Ke Namsan? Yang benar saja. Dingin- dingin begini… mending kita nonton tv. Kalau ingin makan tinggal masak sendiri. Masakan buatanmu enak kok. Jauh lebih enak daripada buatan koki restoran manapun!”
”Pelit!” rajuk Chaeri.
”Aku hanya tak ingin kita terlalu mencolok! Walaupun kencan kita diawali dengan foto-foto tak jelas sehingga kau dibayar perusahaanku untuk menjadi pacar pura-pura tapi tetap saja tak semua fans ku suka melihatku selalu bersama denganmu. Beberapa dari mereka memang sudah memberikan restu tapi sebagian besar lagi masih menganggap hubungan kita yang sekarang ini palsu. Jadi, lebih baik kencan di rumahmu atau dorm saja. Lebih aman.” Kemudian Kyuhyun merebahkan dirinya dipangkuan Chaeri, ”Lagipula.. jika kencan di tempat umum, tak leluasa untuk bermesraan.” kekehnya memeluk perut Chaeri.
”Aish… bocah geli! Chaeri tertawa memukul bahu Kyuhyun.
Kyuhyun makin mengeratkan pelukannya. Menciumi perut Chaeri dan bergumam,”Hm..aku baru sadar satu hal. Kalian mirip…”
”Huh?”
”Kau dan Chae Kyeong mirip. Aroma tubuh dan tatanan rambut kalian sama…”
”Jadi kau menyukaiku karena aku mirip dengan dia?”
Kyuhyun buru-buru bangkit ketika mendengar nada suara Chaeri yang ketus. Dia sadar kalau dia baru saja salah bicara. ”Ani… tentu saja bukan. Aku bilang kan aku baru sadar sekarang…” ralatnya.Chaeri memalingkan wajah. Tak peduli dengan jawaban Kyuhyun. Dia bangkit, berjalan menuju dapur. ”Chaeri-ya… mianhae…” seru Kyuhyun mengikuti Chaeri. Dilihatnya yeoja itu membuka kulkas dan menyiapkan peralatan masak.
”Kau tunggu di ruang tengah saja. Aku akan memasak makan malam.” Chaeri bicara tanpa memandang Kyuhyun dan namja itu tahu kalau yeojachingunya itu sedang marah kini.
++++++
Kyuhyun berulang kali menghembuskan nafasnya gusar. Dia berjalan berputar-putar mengelilingi ruang latihan tari SM menggaruk-garuk lehernya yang tak gatal. Berkali-kali menatap ponselnya. Kemudian dengan kesal menghempaskan tubuhnya ke lantai. Kemudian memainkan jarinya di layar touch screen ponselnya, dengan cepat menulis pesan…
To: Newton eomma
Kau jangan seperti ini padaku! Kalau kau marah katakan saja. Jangan mendiamkanku berhari-hari seperti ini. Ayolah… paling tidak balas pesanku kalau kau tak ingin bicara.
Kyuhyun mengirim pesan itu dengan penuh emosi. Dia lalu meninggalkan ponselnya di ruang latihan untuk mengambil minuman sebentar. Berharap ketika dia kembali, Chaeri sudah membalas pesannya. Memang sejak kejadian di dorm seminggu lalu, Chaeri menjadi sangat dingin padanya. Selalu me-reject panggilannya dan tak membalas pesan. Disela-sela jadwal yang padat, Kyuhyun pernah mendatanginya ke rumah dua hari yang lalu. Tapi Chaeri sama sekali tak mau menghiraukannya. Mengatakan dirinya sibuk, sehingga kedatangan Kyuhyun hanya disambut oleh Jungmin dan Newton.
Kyuhyun kembali ke ruang latihan, dilihatnya ponselnya yang tergeletak di sudut ruangan, tak ada pesan masuk disana. Kyuhyun merasa frustasi. ”Ada apa sih dengannya? Aku sudah minta maaf tapi kenapa dia jadi seperti ini?! Apa karena dia sibuk dengan pekerjaannya? Aku justru lebih sibuk! Chaeri-ya… apa kau tak bisa membuatku tak gelisah sehari saja?” omel Kyuhyun pada ponselnya.
”Huh, kupikir siapa. Ternyata kau yang sedang mengomel sendirian.” Victoria tersenyum sinis mendatangi Kyuhyun. ”Aigoo… saat masih belum jadian kamu pusing… udah jadian malah lebih pusing. Kasian sekali dirimu.”
”Hentikan mengejekku!” rengut Kyuhyun.
”Kenapa sendirian saja disini? Oppadeul Super Junior di ruang sebelah tuh. Jangan hanya karena masalah cinta kau jadi menghindar dari mereka…”
”Kau sendiri ngapain disini?” Kyuhyun balik bertanya.
”F(x) kan mau latihan disini. Mumpung mereka belum datang, ayo cerita padaku… kau ada masalah apa?”
”Tak ada masalah. Aku baik-baik saja…”
”Bohong!” Kyuhyun dan Vic dikejutkan oleh suara yang tiba-tiba muncul dibelakang mereka. mereka mendengus kesal saat tahu asal suara itu adalah milik Shim Changmin.
”Jangan mengagetkan kami dengan suara kerasmu itu!” pekik Vic dan Kyuhyun bersamaan.
Changmin dengan full senyum duduk disamping Kyuhyun sambil mengacak gemas rambutnya. ”Kita sudah bertahun-tahun berteman. Kau pikir, kau bisa menipu kami dengan tampangmu itu! sekarang ceritakan masalahmu… siapa tahu, kami bisa bantu.”
”Aku tak butuh bantuan kalian!” sungut Kyuhyun hendak meninggalkan ruangan itu. tapi saat dia di depan pintu, sudah ada seseorang disana.
”Oppa…”
”Oh, Kau Nanhee. Untuk apa kemari? Ruangan ini akan dipakai F(x)!”
”Ah.. aku kemari bukan untuk latihan. Tapi aku kemari karena katanya oppa disini. Ada yang mau kuberikan pada oppa.”
Kyuhyun menaikan alis kanannya. Dia lalu menengok ke dalam ruangan. Changmin dan Vic sedang memandangnya dengan senyum menyebalkan di dalam sana. Dia lalu menarik Nanhee untuk masuk ke ruangan itu.
”Ah.. ada Vic-sunbae dan Changmin-sunbae disini rupanya. Annyeong..” sapa Nanhee membungkukan tubuhnya. Changmin dan Vic membalas sapaan Nanhee kemudian mereka menatap Kyuhyun dan Nanhee bergantian. ”Er.. oppa, bisa kita ke ruangan lain saja. Aku malu menyerahkannya disini.” bisik Nanhee.
”Tak apa. Berikan saja disini! Tak usah pedulikan mereka!” titah Kyuhyun.
Nanhee dengan ragu mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam tas selempang yang dipakainya. Berkali-kali dia menoleh pada Vic dan Changmin yang memperhatikan dirinya. ”Ini suplemen. Aku tahu oppa sibuk akhir-akhir ini… makanlah di pagi hari agar oppa bisa bekerja dengan semangat.”
Kyuhyun, Changmin dan Vic tercengang dengan barang yang diberikan Nanhee itu. Itu suplemen terkenal yang terbuat dari ginseng berumur 20 tahun.
”Yaa… aku juga mau!” seru Changmin. “Nanhee-sshi, apa kau hanya memberikan ini untuknya?” Changmin berkata sambil mendekatkan tubuhnya pada Nanhee.
”Ne, sunbae..” kata Nanhee malu-malu.
”Kita bisa bagi dua nanti,” Kyuhyun menarik Changmin agar menjauh dari Nanhee. ”Nanhee-ya. Gomawo.”
”Ah, ne.. oppa. Aku pergi dulu. Annyeong…” kata Nanhee berpamitan.
Setelah Nanhee tak ada, Vic mendekati Kyuhyun sambil melempar pandangan sinis pada Changmin yang masih terpukau dengan hadiah pemberian Nanhee pada Kyuhyun. ”Dia memanggilmu ’oppa’. Sementara kami, ’sunbae’. Kau tak berpikir ada sesuatu disini?”
”Wajar saja begitu! Dia kan ada kerja sama dengan Kyuhyun untuk debutnya. Mereka lebih dekat!” sahut Changmin.
”Tetap saja. Dia masih trainee. Dia juga harus menyebut Kyuhyun dengan sebutan ’sunbae’bukannya ’oppa’!” Vic masih ngotot.
”Tak apa Qiannie. Nanhee itu keponakan kekasihku. Sejak awal bertemu dia sudah memanggilku dengan sebutan ’oppa’. Aku rasa dia memanggilku seperti itu agar kami bisa akrab!”
”Benarkah? Hanya itu tujuannya? Kalau aku jadi dia, justru aku akan memanggilmu’ahjusshi’. Itu akan jauh lebih akrab!” Kyuhyun dan Changmin membulatkan mulut dan saling pandang mendengar ucapan Vic barusan. Vic yang kesal dengan tampang bodoh kedua temannya itu lalu mendorong dan mengusir mereka dari ruangan itu. Lalu mendengus, ”dasar laki-laki tak peka!”
++++++
”Songsaengnim… jadi bisakah anda memberikan pelajaran privat padaku? Aku tak mau nilaiku buruk di ujian semester nanti.. ayolah,” bujuk seorang siswi pada Chaeri.
Chaeri menaikkan kacamatanya yang sedikit turun dari hidungnya. Menatap sejenak lembar penilaian. Lalu melempar pandangan sebal pada siswi itu. ”Anio. Tak ada kelas privat. Siapa suruh kau tak ikut kelasku selama 5 kali berturut-turut!”
”Tapi… waktu itu, aku tak ikut karena aku juga mendapat jam tambahan di sekolah.”
”Aku sudah menghubungi wali kelasmu. Menanyakan hal itu! tak ada kelas tambahan selama ini di sekolahmu! Kau pikir bisa menipuku? Yaa… aku mengenal hampir semua guru di sekolahmu! Kalau kau memang tak niat mengikuti les disini bilang saja pada orang tuamu! Jangan berkata kau pergi les tapi nyatanya kau tak datang!” omel Chaeri panjang.
”Songsaengnim… kumohon. Nanti kalau nilaiku jeblok… orang tuaku bakal tahu kalau aku bolos… ayolah. Berikan aku kelas privat…” siswi itu masih memelas.
Chaeri menyandarkan tubuhnya disandaran kursi. Memijat-mijat tengkuknya, lalu melihat jam dinding. Sudah pukul 7 malam. Seharusnya dia sudah pulang saat ini. Dia hanya mendapat kelas siang dan sore saja hari ini. Lalu dia menatap ke arah siswi itu lagi. Anak itu masih mengatupkan tangannya. Memohon.
Kemudian seorang rekan kerjanya menegur, ”Park-Songsaengnim. Berikan saja anak itu kelas privat selama 2 minggu. Dia akan mendaftar di Universitas Seoul pada musim gugur tahun depan. Kasihan dia kalau nilainya hancur di semester ini!”
“Ayolah songsaengnim. Kumohon…” bujuk siswi itu.
“Ah…baiklah.” kata Chaeri mengalah, siswi itu meloncat girang sementara Chaeri menatap kesal pada rekan kerja yang menegurnya tadi. Dia lalu membereskan barang-barangnya kemudian tak lama dia sudah berada di luar tempat kerjanya.
Chaeri merapatkan mantel yang dikenakannya. Cuaca memang sedang sangat dingin saat ini. Dia melangkah santai menuju halte bis yang letaknya 20 meter dari tempat kerjanya.
“Unnie…”
Langkah Chaeri terhenti. Lagi-lagi suara panggilan itu. Sudah beberapa hari sejak dia mengunjungi makam Chae Kyeong, hal ini selalu terjadi. Dia selalu merasa ada suara Chae Kyeong memanggil dibelakangnya.
“Aku sudah gila…” desah Chaeri memandang langit gelap. ”Bahkan setelah dia mati. Dia tetap menggangguku! Mengusik hidupku. Mengganggu percintaanku. Tak bisakan dia tenang dan menjauh… aku ingin melupakannya!”
“Songsaengnim…”
Chaeri mengalihkan pandangannya dari langit. Disampingnya berdiri siswi yang tadi meminta kelas privat padanya.
“Songsaengnim… gwenchanayo?” tanya siswi itu mengerutkan kening.
Chaeri tak menjawab. Dia melanjutkan perjalanannya ke halte bis, sementara siswi itu terus membuntutinya. Bahkan duduk disampingnya saat Chaeri menunggu bis yang menuju daerah tempat tinggalnya tiba.
“Songsaengnim…” siswi itu masih menyapanya.
“Ne..” sahut Chaeri tak peduli.
”Sebenarnya ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada songsaengnim sejak songsaengnim mulai mengajar dua bulan lalu.”
”Apa yang ingin kau tanyakan?” Chaeri menoleh sekilas pada muridnya itu.
”Songsaengnim pacarnya Cho Kyuhyun dari Super Junior itu ya? Habisnya… waktu melihat foto-foto Kyuhyun-oppa dengan pacarnya. Wajah yeoja itu mirip dengan songsaengnim terus… namanya juga sama.”
”Anio! Itu bukan aku. Hanya kebetulan saja,” jawab Chaeri ketus. Siswi itu menggaruk kepalanya bingung. Saat dia ingin bertanya lagi, Chaeri sudah masuk ke bis yang baru saja tiba.
++++++
Kyuhyun sedang bermain game di ponselnya dalam perjalanan menuju dorm bersama member SJ yang lain saat Eunhyuk yang duduk disampingnya memukul-pukul pelan bahunya. Kyuhyun menoleh pada Eunhyuk, tapi hyungnya itu menunjuk ke arah bis yang berada tepat di samping kanan mobil yang mereka tumpangi. Saat dia melihat ke arah yang ditunjuk Eunhyuk, dia tersenyum melihat seseorang yang membuat perasaannya gusar beberapa hari ini sedang duduk menyandarkan kepalanya di kaca jendela bis.
”Dia terlihat lelah sekali…” gumam Kyuhyun mengamati wajah Chaeri dari mobilnya. Mobil yang Kyuhyun naiki dan bis yang ditumpangi Chaeri sekarang memang sedang berhenti karena ada kemacetan parah dikarenakan waktunya jam pulang kerja.
”Suruh saja dia turun dari bis dan menumpang ke mobil kita,” saran Eunhyuk.
”Tak perlu, hyung. Aku rasa dia tak akan mau…” Kyuhyun menjawab lirih. Dia masih mengamati Chaeri yang sama sekali tak sadar sedang diperhatikan. Dia lalu mengirimkan sebuah pesan untuk Chaeri.
To: Newton eomma
Aku sadar kalau kau sedang tak ingin berbicara padaku. Aku mengerti. Aku tahu aku salah. Tapi kumohon, jangan terlalu lama mengabaikanku…
Ps: i luv u~
Pesan terkirim. Kyuhyun memandang Chaeri lagi. Yeoja itu sedang membaca pesan yang baru dikirimnya. Dia terlihat ragu untuk membalas. Tapi kemudian tangannya bermain di ponselnya, lalu pesan itu Kyuhyun terima…
From: Newton eomma
Kau tak salah. Justru aku yang salah. Mianhae… mengabaikanmu beberapa waktu ini. Tapi, aku ingin menenangkan diri dulu. Kurasa ini yang terbaik bagi hubungan kita.
Ps: i luv u too~
”Menenangkan diri? Memangnya apa yang kau gelisahkan?” Kyuhyun menatap nanar Chaeri. Dia benar-benar tak bisa memahami apa yang ada dipikiran Chaeri. Karena salah bicara hubungan mereka jadi jauh seperti ini. Tapi seharusnya Chaeri bisa menyikapinya dengan lebih dewasa, bukan? Tidak dengan seperti ini, menjauh. Membuat Kyuhyun bingung.
Kyuhyun menyandarkan kepalanya. Memijat kening yang penat. ”Dia sungguhan mencintaiku. Atau aku yang justru kelewat tergila-gila padanya sehingga mau dipermainkan seperti ini? Tak bisakah dia membuatku berhenti mencemaskannya?”
Kyuhyun terus memandangi Chaeri hingga mobilnya dan bis yang ditumpangi yeoja itu berpisah dipersimpangan jalan.
”Setelah membuatku gusar seperti ini, lalu kau akan mengakhirinya dengan kata perpisahan. Itukah yang kau mau, Chaeri-ya? Kapan aku bisa mengerti apa yang kau pikirkan?”
Kyuhyun lalu membalas pesan singkat Chaeri…
To: Newton eomma
Aku akan ke rumahmu! Tak mau tahu, kau harus mau bertemu denganku! Sekarang!
Kyuhyun kemudian meminta driver menghentikan mobil. Dia lalu berpindah ke taksi yang kemudian mengantarnya ke rumah Chaeri. Chaeri tak membalas pesannya. Tapi ketika dia sudah hampir sampai ke rumah Chaeri, ponsel Kyuhyun berbunyi.
From: Newton eomma
Aku tak pulang ke rumah! Kalau kau mau bertemu denganku, temui aku di Namsan Tower. Aku menunggumu disana… itu jika kau memang sungguhan ingin bertemu.
Kyuhyun memekik. ”Yaa!” Driver taksi yang ditumpanginya bahkan ikut kaget. ”Ahjusshi, putar arah. Antar aku ke Namsan!” seru Kyuhyun kesal.
++++++
Sebelum masuk ke Namsan, Kyuhyun membeli sebuah topi untuk menyamarkan penampilannya. Dia lalu bergegas ke lantai paling atas Namsan tower dan akhirnya dia berhasil menemukan Chaeri yang sedang asyik meneropong pemandangan malam kota Seoul.
”Chaeri-ya…” tegur Kyuhyun, nafasnya terdengar naik turun efek berlari tadi.
”Ne, aku senang kau datang. Hei, coba lihat pemandangan diluar. Keren sekali.”
Kyuhyun menghela nafas melihat ekspresi wajah Chaeri. Yeoja itu terlihat gembira, berbeda sekali dengan yang dia lihat saat di bis.
”Chaeri-ya. Apa yang sedang kau coba sembunyikan dariku?” Kyuhyun membatin. Tapi dia berusaha membalas senyum Chaeri. Dia lalu mengambil alih teropong. Melihat pemandangan yang tadi dilihat Chaeri sambil telinganya menyimak Chaeri yang sedang bercerita tentang daerah-daerah yang ditunjukkannya.
‘Sekarang, ikut aku.” Kata Chaeri menggandeng tangan Kyuhyun, mengajaknya menaiki cable car. Chaeri terlihat sangat menikmati kebersamaannya dengan Kyuhyun saat ini. Membiarkan namja itu kebingungan dengan perubahan sikapnya. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhyun saat mereka berdua saja di dalam cable car. Menikmati waktu berdua saja diatas ketinggian 480 meter. Hanya mereka berdua tak ada orang lain.
“Kau sudah tenang sekarang?” tanya Kyuhyun lirih.
Chaeri tak menjawab. Dia sama sekali tak merasa tenang. Tapi dengan menjauh juga membuatnya semakin menderita. Lalu dia berkata, ”Mianhae, kau pasti bosan dengan sikapku yang buruk. Mianhae, menghindarimu beberapa hari ini.”
”Baiklah. Kau ku maafkan. Tapi kumohon, jelaskan padaku! Kenapa kau bersikap seperti itu? Apa karena aku menyebutmu mirip dengan….”
Chaeri menyela, ”Bukan!” dia berbohong, ”Ada masalah di tempat kerjaku. Aku hanya sedang pusing memikirkan masalah itu. tenang saja ini tak ada kaitannya denganmu.”
”Kuraeyo?” Kyuhyun menatap Chaeri sangsi sementara yeoja itu menunduk. Kyuhyun paham, Chaeri membohonginya kini. Dia memegang kepala Chaeri. Mencium keningnya dengan menahan rasa sesak karena yeoja itu tak mau terbuka padanya.
”Aku merindukanmu…” bisik Chaeri mencium bibir Kyuhyun tapi namja itu tak bisa membalasnya. Dia mengepalkan tangannya geram, yeoja ini benar-benar sudah membuatnya terluka.
Kemudian mereka makan malam di restoran terbuka, tapi Kyuhyun sama sekali tak menikmati makan malam itu. Selama makan malam, Chaeri bercerita tentang Newton yang dibawa Jungmin ke sekolah kemarin. Terjadi masalah karena di sekolah Jungmin, dilarang membawa binatang peliharaan. Chaeri menceritakannya dengan penuh semangat. Terkadang dia tertawa. Tapi dia tahu, Kyuhyun sama sekali tak menyimak ceritanya.
”Kau bosan?” tanya Chaeri saat hidangan penutup tiba. Kyuhyun masih tetap tak menyahut. Lalu Chaeri mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas kerjanya. Menyerahkan kotak itu pada Kyuhyun. ”Bukalah, ini hadiah natal untukmu.”
Kyuhyun memejamkan matanya sembari menghela nafas, bukan ini yang diharapkannya dari Chaeri. Tapi sepertinya yeoja ini sama sekali tak peduli dengan perasaan Kyuhyun yang begitu mencemaskannya. Kyuhyun dengan malas mengambil kotak itu, membuka tutup kotak untuk melihat hadiahnya.
”Gomawo,” katanya pelan setelah melihat sebuah arloji yang menjadi isi dari kotak itu.
”Kau tak suka?”
”Aku sangat suka, Chaeri-ya. Tapi kau pastinya tahu, bukan hadiah yang kuinginkan saat ini. Aku ingin kau terbuka padaku! Menceritakan semua masalah yang mengganjal pikiranmu! Aku tak suka melihatmu pura-pura tersenyum dan berkata kalau kau baik-baik saja!”
Suara Kyuhyun yang terdengar menghentak membuat pengunjung lain memandang mereka. Tapi dia tak peduli dengan orang-orang itu. Dia tetap memandang Chaeri yang lagi-lagi menunduk. Kyuhyun lalu memanggil pelayan untuk meminta bill, setelah melakukan pembayaran dia langsung mengajak Chaeri keluar dari restoran itu. Meninggalkan komplek Namsan dengan menggunakan taksi yang membawa mereka ke daerah tempat tinggal Chaeri. Kyuhyun tak mengajak Chaeri langsung pulang. Dia membawa Chaeri ke taman bermain yang berada tak jauh dari rumah yeoja itu. Tempat dimana mereka selalu dengan mudah membuka hati mereka.
Kyuhyun mengajak Chaeri duduk dibangku taman. Kemudian dia berkata, ”ceritakan padaku alasan kau menghindariku beberapa hari ini. Kumohon, kau harus jujur! Kalau kau marah padaku karena aku menyamakanmu dengan…”
Lagi-lagi Chaeri menyela, ”Bukan karena itu!”
”Kau tak mau membiarkanku menyebut namanya! Jadi aku yakin masalah ini pasti karena hal yang tak mau kau dengar itu ’kan?!”
”Bukan karena itu!” Chaeri menatap Kyuhyun tajam. ”Sudah kubilang, aku seperti ini karena ada masalah pada pekerjaanku.”
”Aku tak percaya!”
Chaeri menghela nafas sambil menatap langit. Kyuhyun membuatnya sangat lelah hari ini. Tapi namja itu tampaknya tak akan berhenti mencecarnya jika Chaeri tak memberikan jawaban yang memuaskan.
”Baiklah. Akan aku ceritakan masalah apa yang membuatku jadi seperti ini!” kata Chaeri. ”Aku punya seorang siswi di lembaga tempat aku mengajar. Dia memiliki masalah yang sangat pelik…”
”Kau mau membuatku mendengar kisah orang lain?” sungut Kyuhyun.
”Yeah, tampaknya kau perlu tahu. Mungkin kau bisa memberikan pendapat karena aku sama sekali tak mempunyai solusi sama sekali atas masalah yang menimpanya,” sahut Chaeri masih menatap langit.
”Jika aku memberikan solusi, maka kau janji akan memberitahukanku masalahmu sebenarnya ’kan?” Kyuhyun berkata sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
”Sudah kubilang ’kan? Karena masalah muridku ini sehingga aku bersikap aneh padamu seminggu ini…”
Kyuhyun menatap Chaeri dengan tatapan sangsi. Tapi dia akhirnya mengangguk dan berkata, ”baiklah, ceritakan saja apa yang menjadi masalah muridmu itu!”
Chaeri memejamkan matanya. Mengatur nafas sebelum mulai bercerita. Dia akan menceritakan sebuah kisah yang dia sebut sebagai kisah dari muridnya padahal pada kenyataannya, kisah yang akan dia ungkapkan adalah kisahnya dan Chae Kyeong. Dia lalu menatap Kyuhyun yang memandangnya berharap Chaeri segera memulai ceritanya. Kemudian Chaeri memulai mengisahkan sebuah kisah hidupnya yang disamarkan menjadi kisah orang lain…
++++++
“Beberapa tahun lalu, saat muridku pulang dari sekolah, dia menyelamatkan seekor anjing. Karena menyelamatkan anjing yang hampir tertabrak sepeda motor, kaki dan tangannya muridku lecet. Lalu datanglah seorang gadis yang berusia lebih muda darinya yang ternyata adalah pemilik anjing itu. Gadis itu sangat cantik. Senyumnya yang polos mungkin akan membuat semua orang menyukainya, wajahnya yang sendu membuat orang lain ingin melindunginya…” kata Chaeri memulai kisahnya. Dia mengenang kembali kejadian 7 tahun lalu, saat dia untuk pertama kalinya bertemu dengan Chae Kyeong.
”Yujin.. nama anjingmu itu, Yujin? Haha.. lucu sekali. Lain kali kau harus menjaga anjingmu dengan baik. Jangan lengah saat membawanya berjalan di luar!”
”Ne.. unnie. Mianhae. Karena menyelamatkan Yujin. Unni jadi terluka. Mianhae…”
”Ah.. gwenchana…”
”Unnie… boleh aku tahu nama unnie?”
”Aku Park Chaeri…”
”Aku Han Chae Kyeong. Unnie mau jadi temanku?”
”Ne.. terserah kau saja. Aku pergi dulu. Aku masih harus ikut les. Annyeong, Chae Kyeong-ah…”
”Sejak saat itu, gadis itu selalu mengikuti muridku. Mungkin untuk menagih janji pertemanan. Tapi muridku semakin lama semakin tak nyaman dengan keberadaan gadis itu. Muridku lebih nyaman bersama dengan dua orang sahabatnya yang sudah dia kenal sejak kecil. Dia selalu mengabaikan gadis itu yang selalu ingin bersamanya, mengikutinya kemanapun walau mereka berbeda sekolah…”
Kyuhyun mengamati perubahan ekspresi Chaeri saat bercerita. Kyuhyun merasa Chaeri tidak sedang menceritakan kisah orang lain. Tapi Kyuhyun sama sekali tak menyelanya. Membiarkan Chaeri terus bercerita.
”Padahal gadis itu sangat cantik. Sangat lembut. Dia selalu menjaga tutur katanya saat berbicara. Tapi gadis itu selalu mengikuti muridku. Mengekorinya kemanapun dia pergi. Tak ingin berpisah. Dan itu membuat muridku sangat muak padanya! Dia benci melihat gadis yang sangat sempurna itu mengekorinya. Dia benci melihat orang-orang memandang gadis itu dengan takjub, padahal gadis itu berjalan dibelakangnya. Dan dia benci dengan gadis polos itu karena tidak menyadari keberadaannya yang selalu mengikuti membuat muridku terganggu!”
”Hentikan mengikutiku, Han Chae Kyeong! Aku tak suka melihatmu meniru cara berpakaianku! Aku benci melihatmu memakai barang yang sama denganku! Aku benci kau yang selalu meniru apapun yang kulakukan!”
”Kau jauh lebih baik dariku! Aku terlihat biasa saat mengenakan ikat rambut itu!tapi kau jadi lebih cantik! Semua orang memandangmu jika kau berjalan di belakangku! Tak bisakah kau menghentikannya? Aku bosan kau selalu mengikutiku selama setengah tahun ini!”
Tangan Chaeri gemetar ketika dia teringat saat dia mendorong Chae Kyeong hingga tersungkur. Dia ingat jelas air mata Chae Kyeong yang mengalir karena perbuatannya itu. Chae Kyeong yang menangis sambil memegangi dadanya. Menahan rasa sesak.
”Aku hanya ingin menjadi temanmu. Kau sama sekali tak melihatku. Unnie.. padahal kau sudah janji ’kan?”
”Aku tak ingin berteman denganmu! Menjauhlah. Kau membuatku muak!”
“Muridku sempat memaki gadis itu. Mendorong gadis itu hingga terjatuh. Kemudian setelah itu mereka tak bertemu lagi selama dua bulan. Muridku merasa tenang. Dia memang sangat takut dengan keberadaan gadis itu. Namun pada kenyataannya, bukan hanya rasa takut saja yang ada. Tapi rasa iri. Dia sangat iri dengan kecantikan, pesona dan pujian yang orang lain sematkan pada gadis itu…”
Kyuhyun lalu menyela, ”Aku rasa itu rasa iri yang bodoh! Harusnya muridmu itu sadar, setiap wanita itu pada dasarnya memiliki kecantikan yang berbeda. Hanya karena rupa bukan berarti harus membenci!”
”Gampang untukmu bicara seperti itu!” sahut Chaeri. ”Hati wanita itu lebih sulit di ukur ketimbang dalamnya laut. Rasa dengki karena rupa yang lain lebih baik akan selalu muncul walaupun dia adalah orang yang paling percaya diri!”
”Ah.. aku tak mengerti,” dengus Kyuhyun.
”Selamanya memang namja tak akan mengerti!” lalu Chaeri kembali bercerita, ”ketenangan yang dirasakan muridku selama dua bulan sirna pada saat dia pergi ke toko roti milik teman lelaki yang sangat dia sukai. Gadis itu dengan wajah berseri ada di dapur toko roti itu, berkata kalau dia mengikuti kursus membuat roti agar bisa membuatkan roti yang enak untuk muridku…”
”Unnie.. kau kaget melihatku disini? Aku ingin belajar membuat coklat pada Jong Suk-oppa. Aku melakukannya untuk unnie, aku akan membuat coklat yang paling enak… ”
”… bagaikan dihantui oleh seseorang yang ingin menjadi dirinya. Itulah yang muridku rasakan. Dia takut dengan gadis itu. Takut karena gadis itu selalu ingin bersamanya. Takut karena gadis itu selalu berusaha menirunya. Dan yang paling muridku takutkan adalah… takut orang-orang yang dicintainya berpaling menjadi mencintai gadis itu…”
”Unnie… aku menyukai Jong Suk-oppa. Unnie tak marah kan kalau aku pacaran dengannya?”
Chaeri mengepalkan tangannya. Dengan penuh emosi dia berkata, ”Hal yang paling ditakutkan oleh muridku menjadi nyata. Gadis itu merebut teman lelaki yang sangat dia sukai, sangat dia cintai selama bertahun-tahun. Gadis itu mengajak teman lelaki muridku itu berkencan. Membuat perasaan muridku hancur berkeping-keping. Bahkan ingin mati. Tapi muridku mencoba berpikir jernih, dia menutupi kesedihannya. Dia merestui hubungan itu. Bersikap seakan tak cemburu ketika melihat teman lelakinya dan gadis itu berkencan, bermesraan. Dia diam, karena dia tak ingin dibenci…”
Kyuhyun berdehem sebentar, lalu berkomentar. “seharusnya dia meluapkan perasaannya. Memendam sesuatu itu justru menyakiti diri sendiri!”
Chaeri mengangguk, “Kau benar. Tapi dia tak bisa melakukan itu. Sudah kukatakan kalau muridku itu takut dibenci. Entah, dibenci oleh siapa…”
”Aku tahu dia takut dibenci oleh siapa…” kata Kyuhyun, ”… dia takut dibenci oleh dirinya sendiri.”
Chaeri merasa tertohok dengan ucapan Kyuhyun. Dia sadar memang itulah yang dia rasakan. Dia begitu membenci dirinya pada saat itu.
”Teman lelaki muridku dan gadis itu lalu berkencan selama 3 bulan. Saat mereka putus tanpa alasan, muridku sangat marah. Dia merasa kalau dia sedang dipermainkan. Yah… dia memang dipermainkan. Ternyata gadis itu dan teman lelaki muridku berkencan hanya untuk memancing perasaan muridku. Gadis itu sengaja mengajak teman lelaki muridku pacaran agar membuat muridku cemburu. Tak lama, muridku itu menyatakan perasaannya pada teman lelakinya itu. Mereka menjalin hubungan asmara yang sangat manis, yang sangat dia idamkan. Entah kenapa dia sudah mulai lupa dengan rasa kesalnya pada gadis itu…”
Chaeri menyandarkan kepalanya dibahu Kyuhyun dan kembali bercerita, ”… dia lupa mungkin karena merasa ada hutang budi pada gadis itu. Yeah, cinta membuatnya lupa akan hal lain. Kemudian pada suatu hari teman lelaki yang sudah menjadi kekasihnya itu meminta sesuatu…”
Chaeri menatap Kyuhyun, kemudian kembali menyandarkan kepalanya. Menghembuskan nafasnya perlahan dan berkata, ”… dia meminta seks.”
Kyuhyun memekik, ”Mwo? Yang benar saja? Memang berapa usia mereka?”
”Baru 17 tahun,” Chaeri mengangkat bahu. ”tapi mereka sudah mengenal lebih dari 11 tahun. Sehingga muridku tak keberatan untuk melakukannya…”
”Aigoo..” Kyuhyun menepuk keningnya.
”Tapi mereka tak jadi melakukannya. Muridku mempunyai sahabat yang menasehatinya untuk tak melakukan itu. Dia juga memikirkan ibunya saat itu, sehingga dia membatalkannya. Padahal, dia dan kekasihnya sudah menyiapkan kamar hotel untuk tempat mereka menghabiskan malam. Tapi di detik-detik terakhir muridku berpikiran jernih dan membatalkannya…”
”Itu bagus!” seru Kyuhyun.”Mereka masih terlalu muda, lalu apa yang terjadi kemudian?”
”Kekasihnya justru menggunakan kamar itu dengan gadis lain. Kau tahu dengan siapa dia melakukannya?”
Kyuhyun tercengang dan menggeleng.
”Kekasihnya melakukan dengan gadis yang selalu mengikuti muridku!”
Kyuhyun mendengus, ”sangat biadab. Lalu bagaimana hubungan mereka? Muridmu putus dengan kekasihnya?”
Chaeri menggeleng, ”cinta membuatnya buta. Lagipula, kekasihnya bilang yang terjadi adalah kecelakaan. Dia terpengaruh alkohol, sementara gadis itu entah bagaimana caranya tahu dia berada sendirian di hotel. Kekasih muridku bilang kalau gadis itu mengenakan pakaian dan menata rambut persis sama dengan muridku. Sehingga dia salah orang. Kecelakaan yang lucu. Tapi muridku memaafkannya.”
“Muridmu itu bodoh!”
“Yah, dia bodoh! Sangat bodoh!” Chaeri mengutuk dirinya sendiri. Menyesali kebodohannya dulu. ”Dia memaafkan kekasihnya, tapi tidak untuk gadis itu. Muridku membawa gadis itu kesuatu tempat sepi, awalnya mereka bicara berdua… tapi pada akhirnya, muridku menganiyaya gadis itu. Dia menampar, menendang, memukuli, meludahi. Meluapkan semua kekesalan dan sakit hatinya. Muridku sudah siap jika gadis itu membalasnya. Tapi gadis itu malah berkata…
”Unnie… walau kau begitu membenciku. Selamanya… aku tetap menyayangimu, unnie…”
Kyuhyun meneguk liur mendengar kisah aneh itu. dia tak mengerti dengan isi pikiran sang ’gadis itu’. kenapa dia bisa berkata seperti itu? Terasa ada sesuatu yang ganjil.
“Muridku kembali memukulnya. Gadis itu bahkan sampai harus dirawat di rumah sakit akibat luka yang dia alami. Tapi dia sama sekali tak menceritakan tentang siapa yang mengasarinya. Setelah sehat, dia kembali mengikuti muridku. Seakan tak ada hal yang buruk terjadi hingga beberapa minggu kemudian, dia berkata pada muridku kalau dia sedang mengandung…”
“Unnie, aku hamil…”
“Kenapa kau mengatakannya padaku?!”
”Jika aku mengatakannya pada Jong Suk-oppa. Dia akan meninggalkanmu dan bertanggung jawab padaku. Itu akan membuat unnie menderita…”
”Kau sudah membuatku menderita sejak awal Han Chae Kyeong. Sejak kau muncul di hidupku, kau sudah membuatku menderita…”
“Unnie, mianhae. Aku menyayangi unnie… bukan maksudku membuat unnie menderita…”
”Aku benci kau!”
”Unnie.. kumohon, apa yang harus kulakukan untuk menebus kesalahanku?”
”Gugurkan kandunganmu!”
”Unnie…”
”Gugurkan kandunganmu dan menjauhlah dariku dan Jong Suk. Aku tak akan membiarkannya meninggalkanku gara-gara anakmu! Aku akan mati jika itu yang terjadi… dia akan pergi ke Jepang. Itu saja sudah membuatku sesak bernafas, apalagi jika dia mencampakkanku karenamu! Aku tak mau!”
”Unnie…”
”Muridku memaksa gadis itu menggugurkan kandungannya. Dia bahkan yang membawa gadis itu ke klinik untuk aborsi. Tapi muridku meninggalkannya di klinik sendirian, muridku merasa ketakutan. Beberapa hari kemudian, gadis itu mendatanginya. Mengatakan kalau dia sudah mengugurkan kandungannya, dia lalu berlutut pada muridku. Mengatakan akan pergi tak mengganggunya lagi.”
”Unnie… mianhae…. jeongmal mianhae.”
Air mata Chaeri jatuh teringat kejadian itu. Dia ingat dengan jelas wajah Chae Kyeong yang pucat menangis berlutut padanya.
”Unnie… aku hanya ingin menjadi temanmu….”
”Unnie… mianhae aku malah menyakitimu…”
”Mulai hari ini aku tak akan mengusikmu lagi. Aku akan menjauh, aku tak akan mengganggumu lagi…”
”Unnie… kumohon, maafkan aku…”
Chaeri tersadar dari lamunan yang membuka kenangannya saat merasakan tangan Kyuhyun menyeka air matanya.
”Pada akhirnya, gadis itu tak muncul lagi dihadapan muridku. Tapi tetap saja, hubungan muridku dan kekasihnya berakhir. Walau rasa cinta antara mereka sangat besar, tapi muridku sudah tak memiliki kepercayaan pada kekasihnya itu. Dia memendam sakit hati dan trauma akan cinta. Tapi kemudian trauma itu terobati saat dia bertemu dengan pria lain. Dia sangat mencintai pria itu tapi sayangnya pria itu ternyata pernah menjalin hubungan asmara dengan sang gadis yang telah pergi…”
”Chaeri-ya…” Kyuhyun menyela tapi kemudian lidahnya kelu untuk berucap.
”Apa yang harus muridku lakukan? dia bertanya padaku, siapakah tokoh yang jahat dalam kisahnya itu? diakah… atau sang gadis itu? dia sangat takut jika dialah yang menjadi si jahat. Dia takut jika pria yang dicintainya kini akan membencinya jika tahu kenyataan yang terjadi di masa lalu.”
”Kurasa tak ada yang jahat,” Kyuhyun berkata lirih.
”Kenapa?”
”Karena muridmu dan gadis itu sama-sama memperjuangkan cinta mereka. Muridmu yang memperjuangkan cintanya pada dirinya sendiri dan gadis itu yang memperjuangkan cintanya pada muridmu…”
”Kyuhyun-ah, apa maksudmu?”
”Muridmu terlalu egois sementara gadis itu terlalu mencintai muridmu,” Kyuhyun menatap langit, entah kenapa ada rasa sesak di dadanya. Tapi dia masih belum menyelesaikan kalimatnya, ”Yang gadis itu cintai bukanlah kekasih pertama muridmu. Tapi justru muridmu. Aku tahu ini akan membuatmu shock. Tapi kadang percintaan sejenis itu memang….”
”Hentikan!” Chaeri menutup kedua telinganya. ”Han Chae Kyeong… dia mencintaiku?”batinnya berteriak. ”Kyuhyun-ah, kenapa kau bisa berkata seperti itu?! Itu tak mungkin ’kan?”
”Chaeri-ya… kenapa kau begitu tertarik dengan kisah yang begitu abnormal ini? Aku sudah memberikan pendapatku. Itu hanya argumen pribadiku mengenai kisah yang barusan kau ceritakan. Terserah kau mau menerimanya atau tidak! Yang jelas, point penting dari kisahmu barusan adalah pentingnya kejujuran. Kalau aku jadi muridmu, aku akan menceritakan semua yang terjadi di masa lalu tanpa perlu ditutup-tutupi. Kekasihnya yang baru mungkin tak akan marah karena pada dasarnya itu semua adalah masa lalu. Masa lalu itu berguna untuk pembelajaran. Bukan untuk ditakuti! Katakan pada muridmu apa yang kuucapkan ini!”
Chaeri berdiri dari duduknya, dia menunduk dan berkata lirih, ”Jadi harus jujur?”
”Ne,” angguk Kyuhyun.
”Kyuhyun-ah… baiklah kalau itu yang kau mau.”
Chaeri mengangkat wajahnya memandang Kyuhyun. Mata Chaeri berkaca-kaca, nafasnya terasa sesak. Dia mengumpulkan segenap keberanian untuk mengatakan kejujuran.
”Kyuhyun-ah… kisah yang kuceritakan tadi sebenarnya bukan kisah muridku…”
Kyuhyun merasa tercekat. Dia berdiri berusaha mendekati Chaeri. Tapi Chaeri justru memundurkan langkahnya. Air mata kini sudah membentuk sungai kecil di pipinya.
”… itu kisahku dengan Han Chae Kyeong dulu. Kekasihmu yang sudah tiada. Aku mengenalnya…”
”Hentikan Chaeri-ya!” pekik Kyuhyun.
Chaeri menggeleng,”… dia orang yang paling aku benci. A-aku selalu iri padanya…”
Hening kemudian. Tak ada satupun dari mereka bicara. Chaeri sudah menangis sesegukan begitu juga dengan Kyuhyun.
”A-aku.. sudah… berkata… jujur… padamu…” isak Chaeri. ”Sekarang… a-apakah, kau masih m-mau bersamaku dengan semua kisah masa lalu ku itu?”
Kyuhyun menunduk. Dia berusaha menghapus air mata yang membasahi wajahnya. Dia tak percaya dengan apa yang baru dia dengar. Berharap Chaeri sedang mengerjainya kini. Berharap semua kisah yang Chaeri ungkapkan adalah kebohongan. Tapi ketika dia menegakkan wajahnya, dilihatnya wajah Chaeri yang sendu, yang berharap jawabannya.
Kyuhyun lalu berbalik memunggungi Chaeri. Dia melangkahkan kakinya, menjauhi tempat itu. Dia bisa mendengar isakan Chaeri. tapi dia tak mampu kembali, dia tak bisa berlari pada gadis itu dan membuatnya berhenti menangis.
Dia bahkan tak sanggup berkata apapun. Tak bisa menjawab ’ya’ atau ’tidak’.
Ternyata kejujuran adalah suatu yang tidak bisa selalu diungkapkan. Saat ini Kyuhyun berharap bisa memutar waktu ke beberapa jam yang lalu. Jika waktu bisa kembali, dia tak akan berkata dengan gampangnya kalau kejujuran begitu penting. Karena nyatanya saat ini dia malah tak sanggup mendengar kejujuran itu.
… to be continued….
PART 12

STORY
Setelah mengungkapkan sebuah kejujuran pahit, hari-hari Chaeri kemudian bagai diselimuti kabut tebal yang membutakan. Bagaimana tidak, hidupnya terasa tak berarah karena Kyuhyun sama sekali tak menganggapnya lagi.
Yang Chaeri harapkan adalah Kyuhyun memakinya. Kalau perlu menamparnya karena Chaeri jelas telah melakukan perbuatan jahat pada masa lalu. Tapi Kyuhyun sama sekali tak mengatakan satu katapun. Chaeri merasa sedang digantung. Nafasnya selalu sesak menahan sakit hati karena diabaikan.
Dia rindu dengan segala kalimat cinta ataupun sanjungan yang pernah Kyuhyun lontarkan padanya. Dia rindu Kyuhyun merayunya. Dia merindukan sentuhan namja itu disetiap jengkal kulitnya.
Chaeri melewati natal dengan tangisan. Menangis, mengharap Kyuhyun datang padanya. Berkata kalau dia memaklumi apa yang pernah Chaeri lakukan. Berharap namja itu kembali, berkata kalau semua yang terjadi di masa lalu adalah pembelajaran. Tapi nyatanya? Kyuhyun tak kujung menemuinya bahkan walaupun hanya untuk mengucapkan kata perpisahan. Tak ada satu katapun yang keluar dari bibir namja itu. Dia menghindari Chaeri. Tak menjawab panggilan. Tak membalas pesan. Tak mau bertemu muka.
Chaeri merasa keadaannya saat ini jauh lebih buruk ketimbang saat hubungannya dengan Jong Suk berakhir dulu. Cintanya pada Kyuhyun yang baru dikenalnya selama beberapa bulan tampaknya memang jauh lebih besar daripada cintanya pada Jong Suk yang dikenalnya bertahun-tahun. Chaeri merasa hampa. Dia menyesal telah jujur.
“Paling tidak katakan kalau kau membenciku! Katakan saja kalau kau ingin aku mati! Itu jauh lebih baik ketimbang kau membunuhku perlahan-lahan seperti ini. Kau menyuruhku untuk jujur tapi kau malah tak mau mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya saat ini! Kumohon! Bicara padaku! Maki aku!” isak Chaeri saat Kyuhyun tak mau menjawab telponnya.
Hanna hanya bisa menatap Chaeri prihatin. Chaeri seperti itu berhari-hari dan nasehat yang diberikannya tak digubris. Ibu Chaeri sendiri sama sekali tak mengetahui keadaan anaknya ini. Terlalu sibuk di rumah sakit karena banyak rekan dokternya yang mengambil cuti akhir tahun.
Hanya Hanna yang tahu bagaimana menderitanya Chaeri saat ini. Hanya Hanna yang melihat betapa mirisnya tangisan Chaeri setiap malam dan ketika pagi hari tiba, dia melihat Chaeri yang berusaha bersemangat dengan pekerjaannya. Berusaha tersenyum ketika bertemu orang lain. Tak menunjukkan betapa rapuh dan hancurnya perasaan yang sedang dialaminya. Walau nyatanya, pikiran yeoja itu kosong. Matanya bengkak karena lelah menangis, bobot tubuh menyusut karena kehilangan selera makan.
Hanna begitu mengutuk Kyuhyun karena membuat sahabatnya menjadi seperti mayat hidup saat ini. Ingin mendamprat dan memaki namja itu. Tapi Hanna sadar jika dia melakukan itu, keadaan justru akan makin memburuk.
++++++
”Songsaengnim… kapan kau memulangkanku? Aku mau nonton pertunjukkan tahun baru di tv nih. Ayolah… semua tugas yang kau berikan sudah aku kerjakan semua. Aku boleh pulang ya…” bujuk Mikka –siswi yang meminta kelas privat- pada Chaeri yang membolak-balik hampa lembar demi lembar buku Aljabar.
”Songsaengnim… kau mendengarku tidak?” Mikka melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Chaeri.
Chaeri terkesiap. Dia segera melihat arloji yang terpasang di tangan kanannya. Sudah pukul 8 malam. Seharusnya dia sudah menyelesaikan privatannya ini satu jam yang lalu. Dia memandang Mikka yang kelelahan.
”Baiklah. Kita pulang sekarang!”
Wajah Mikka langsung girang. Dia mengemasi barang-barangnya. Begitu juga dengan Chaeri. Mereka lalu keluar dari kelas bersama. Melewati kelas demi kelas yang berisi siswa yang mengikuti kelas malam. Mereka sedang tekun belajar. Tak peduli walau malam ini adalah malam tahun baru.
Salju menyambut Chaeri saat dia keluar dari tempat kerjanya. Rasa dingin menusuk sampai ke tulang. Tapi Chaeri tetap menembus hawa dingin itu. Seperti biasa berjalan kaki menuju halte bis. Duduk termenung disana hingga bis yang menuju tempat tinggalnya tiba. Begitu selalu setiap hari. Rutinitas yang membosankan.
”Songsaengnim…”
Chaeri dengan malas menoleh pada Mikka yang selalu menunggu bis bersamanya. Lalu kembali termenung.
”Songsaengnim, kau kenapa akhir-akhir ini sangat aneh? Sering melamun. Apakah sedang bertengkar dengan Kyuhyun-oppa?”
Chaeri ingin menjawab ’ya’. Tapi nyatanya tak ada pertengkaran sama sekali. Namja itu hanya menjauhinya. Persis seperti yang Chaeri lakukan sebelumnya. Dan ternyata sikap seperti ini justru lebih menyakitkan ketimbang pertengkaran.
”Songsaengnim, kalau memang ada masalah cerita saja padaku! Aku tak akan membocorkan pada orang lain kok. Percayalah. Walau aku cukup sedih saat tahu kalau songsaengnim adalah pacarnya Kyuhyun-oppa. Itu karena dia idolaku. Tapi tetap saja, kau adalah guruku. Jadi aku tak keberatan…”
Chaeri merasa pusing dengan ocehan haksaengnya ini. dia menoleh pada Mikka dan berkata, ”Apa kau tak keberatan untuk berhenti merecokiku?”
”Songsaengnim… mianhae..” kata Mikka tertunduk.
Chaeri mengacak poninya frustasi. ”Tak usah minta maaf. Justru aku yang salah tak bisa menerima kebaikanmu. Mianhae…”
Bis Chaeri kemudian tiba. Dia meninggalkan Mikka yang melongo kebingungan. Dia lalu tiba di rumahnya setengah jam kemudian. Entah kenapa saat dia sampai, Jungmin yang sedang asyik menyaksikan acara musik akhir tahun yang ditayangkan MBC langsung mematikan tv. Anak itu buru-buru bermain dengan Newton walau tampaknya dia masih ingin menonton.
Hanna segera menyiapkan makan malam untuk Chaeri. Chaeri hanya bisa tersenyum dengan ketelatenan Hanna menjaga dia dan adiknya beberapa hari ini. Padahal tujuan Hanna ke Seoul untuk liburan. Tapi dia nyaris hanya menghabiskan waktu liburnya di rumah Chaeri.
Chaeri memakan makan malam di ruang tengah agar bisa sekaligus melihat perkembangan Newton yang ukurannya sudah sebesar kucing persia.
”Jungmin-ah. Kalau kau ingin menonton. Tv-nya dinyalakan saja…” seru Chaeri sambil menikmati makanannya.
Jungmin memandang Hanna. Yeoja itu menggeleng tanda melarang. Tapi sayangnya Chaeri melihat itu. Dia lalu mengambil remote Tv. Memencet tombol power.
”Noona… kami hanya tak ingin melihatmu sedih karena melihat penampilan Kyuhyun-hyung!”
Chaeri menatap layar televisi. Super junior memang sedang tampil sekarang. Seperti biasa mereka menjadi penampil pamungkas. Chaeri melihat Kyuhyun menari dengan energik. Seperti biasa kontrol suaranya selalu bagus. Kondisinya baik-baik saja. Itu membuat Chaeri lega.
”Tak usah khawatir padaku. Melihat dia tampil seperti ini justru membuatku senang. Paling tidak, aku tahu dia baik-baik saja…”
”Yaa! Tapi dia membuatmu tak baik-baik saja!” hentak Hanna. “Kalau dia baik-baik saja, kenapa dia tak mau bertemu denganmu? Tak menjawab telpon bahkan membalas pesan! Kau jangan bodoh Chaeri-ya. Dia sedang menggantungmu! jangan biarkan hanya kau saja yang menangis saat ini!”
”Aku akan menunggunya sampai tenang…” Chaeri menggenggam tangan Hanna berharap sahabatnya itu mengganti topik pembicaraan.
”Setelah ini kau mau ngapain?” Hanna menyeka air matanya.
”Tidur. Aku lelah. Lagipula, aku tak berminat mengikuti acara pergantian tahun.” jawab Chaeri.
”Aku akan mengajak Jungmin jalan-jalan. Kau jangan menangisi namja bodoh itu saat kami tak ada dirumah! Arasseo?
”Ne.. ara.” sahut Chaeri tersenyum.
++++++
”Noona… kita batalkan saja. Mereka mungkin masih di tempat kerja…” bujuk Jungmin pada Hanna saat mereka masuk ke pelataran kompleks dorm SJ.
”Tak bisa! Kau tidak lihat wajah noonamu? Dia sudah seperti mayat gara–gara namja bodoh itu! Aku harus membuatnya mau menemui Chaeri!”
Jungmin terlihat gusar. Dia segera mengambil ponselnya. Mengirim pesan pada Eunhyuk untuk memastikan kepulangan mereka ke dorm. Jungmin yang memang sudah sering mengunjungi dorm SJ dapat dengan mudah masuk ke apartemen itu tanpa perlu dicegat penjaga keamanan. Mereka lalu ke lantai 11. Menunggu di depan flat yang menjadi dorm SJ dengan perasaan harap cemas.
Hampir selama 1 jam mereka menunggu disana. Sudah pukul setengah sebelas malam saat terdengar suara riuh yang asalnya dari lift. Hanna dan Jungmin yang semula duduk menjongkok di depan pintu dorm SJ, segera berdiri. Hanna bisa melihat wajah Kyuhyun yang tanpa ekspresi berbanding terbalik dengan wajah riang dari beberapa Hyungnya.
“Jungmin-gun! Kau kenapa kemari?”
Jungmin segera menghampiri Eunhyuk yang menyapanya. Yesung, Sungmin dan Ryeowook memandang Hanna bingung karena tak kenal dengan yeoja itu. Sementara Kyuhyun acuh melewati Hanna. Menempelkan jarinya di finger lock, lalu masuk ke dorm dengan wajah tanpa ekspresi yang tak berubah.
“Jungmin-gun, yeoja ini siapa?” tanya Eunhyuk takut-takut melihat ekspresi wajah Hanna yang mengerikan.
“Hyung, mianhae. Tampaknya akan ada kerusuhan malam ini disini…” lirih Jungmin.
Hanna tanpa dipersilahkan langsung masuk ke dalam dorm. Merasa ada yang tak beres. Eunhyuk, Yesung, Sungmin dan Ryewook bergegas mengikuti. Dan mereka hanya bisa menutup telinga agar tak mendengar pekikan Hanna yang melengking.
”Cho Kyuhyun! Keparat! Apa kau bisu? Apa kau sedang sakit keras? Kenapa kau tak mau menemui Chaeri? Kenapa kau tega membuat sahabatku tersiksa dengan sikap dinginmu! Dia punya perasaan! Dia itu rapuh! Kenapa kau tega sekali padanya!?”
Kyuhyun masih memunggungi Hanna. Rasa sakit yang tidak ingin ditunjukkannya pada orang lain, muncul.
”Yaa! Agasshi, jangan bikin keributan disini! Berbicaralah perlahan, tak usah pakai emosi!” seru Ryeowook.
”Kalau kau masih memaki Kyuhyun. Kami tak akan segan-segam memanggil pihak keamanan untuk mengusirmu!” timpal Yesung.
Hanna melemparkan pandangan kesal pada member SJ yang ada ruangan yang sama dengannya. Dia berkali-kali menghela nafas menunggu jawaban Kyuhyun. Tapi, Kyuhyun masih diam.
”Aigoo~ Agasshi, pergilah! Bicarakan apa yang menjadi masalahmu nanti saja,” Eunhyuk menarik tangan Hanna, mencoba mengeluarkan yeoja itu dari dorm. Tapi Hanna berkeras untuk tak melangkah. Dia malah menginjak kasar kaki Eunhyuk, membuatnya meringis kesakitan. ”Aigoo, yeoja ini kasar sekali!” seru Eunhyuk mulai emosi.
”Aku tak akan pergi sebelum Cho Kyuhyun bicara! Jangan harap kalian bisa mengusirku!” jerit Hanna lagi.
”Hanna-sshi…” Kyuhyun akhirnya berbalik dan menatap Hanna. ”…pergilah!”
”Shiroe!”
”Noona, kita pulang saja…” bujuk Jungmin
”Shiroe! Kau harus ikut aku menemui Chaeri! Sekarang!”
”Kyuhyun-ah. Ada apa sebenarnya? Kau dan Chaeri baik-baik saja ’kan?” Sungmin akhirnya angkat bicara.
Kyuhyun menarik nafas dalam. Dia menggeleng, lalu mengacak rambutnya gusar. Berkali-kali menghela nafas. Lalu berkata, ”Mianhae, aku tak bisa menemuinya…”
”Kenapa? Dia mengharapkanmu! Jika kau tak mau bertemu, telpon dia. Kau tak tahu betapa tersiksanya Chaeri karena kau mengabaikannya!”
”Im Hanna! Kau pasti tahu ’kan alasan kenapa aku begini?! Chaeri pasti sudah menceritakan semuanya padamu!”
Hanna mengangguk, ”Dia menceritakan semuanya. Dia berkata jujur padamu, karena kau yang memintanya. Jadi, alasanmu menghindarinya karena kau tak bisa menerima semua kenyataan yang diceritakannya. Begitu?”
”Benar. Karena bagiku, itu bukan kenyataan Hanna-sshi! Han Chae Kyeong yang kukenal tidak seperti yang diceritakan Chaeri!”
Kyuhyun mendudukkan dirinya di sofa. Dia memijat keningnya. Merasa penat dan muak karena masalahnya ini.
“Tapi, begitulah Chae Kyeong yang kami kenal. Gadis yang sok polos tapi diam-diam menikamkan pisau di punggungmu. Itulah dia…”
”Hentikan menjelek-jelekannya!” pekik Kyuhyun, nafasnya memburu. Dia mencoba mengintimidasi Hanna dengan tatapannya. Berharap yeoja itu gentar dan pergi. ”Chae Kyeong sudah tiada dan kalian dengan kejam membunuh karakternya yang kukenal selama ini. Dia gadis baik. Sangat baik!”
Terdengar suara isakan kecil. Jungmin menangis. Kyuhyun menghampiri anak itu. dia menepuk puncak kepalanya. Lalu berkata, ”…sampaikan pada noonamu, untuk melupakanku. Jaga dia sampai dia menemukan pria baik yang bisa memahaminya. Terima kasih karena kau sudah mengijinkanku untuk merasakan cintanya beberapa waktu ini…”
Tangisan Jungmin semakin deras. Kyuhyun menyeka air mata itu. Dia merasa bersalah pada anak ini. Tapi Jungmin menepis dengan kasar tangan Kyuhyun.
”Bukan seperti ini yang kau janjikan padaku saat aku membantumu mendapatkan hati noona! Kau bilang kalau kau akan membuatnya selalu bahagia!”
”Jungmin, mianhae…” Setelah mengatakan itu Kyuhyun masuk ke kamarnya.
++++++
”Dasar keparat! Kurang ajar!” rutuk Hanna memukulkan tangannya ke dashboard mobil. Kemudian menunduk dan menangis. ”Apa yang harus kukatakan pada Chaeri? Aku tak tega mengatakan kalau Kyuhyun menyuruh Chaeri untuk melupakannya…”
”Katakan saja yang sebenarnya. Mungkin itu yang terbaik…”
Hanna melemparkan tatapan sebal pada Eunhyuk yang sedang mengemudi. Namja itu memang sengaja menawarkan diri untuk mengantar Hanna dan Jungmin pulang karena dia ingin melihat keadaan Chaeri. Yah, bisa dibilang lebih tepatnya Kyuhyun lah yang memintanya melihat keadaan yeoja itu. Eunhyuk sendiri tak habis pikir, dia tahu kalau Kyuhyun sebenarnya begitu mencemaskan keadaan Chaeri tapi dia heran kenapa Kyuhyun malah tak mau menemuinya. Seakan takut pada sesuatu.
Mereka kemudian sampai di rumah Chaeri pukul setengah dua belas malam. Eunhyuk dengan susah payah menggendong Jungmin yang tertidur di sepanjang perjalanan tadi untuk masuk ke rumah.
”Thanks,” kata Hanna setelah membantu Eunhyuk membaringkan Jungmin di kamarnya.
”Huh?”
”Gomawo,” kata Hanna lagi.
”Oh, ah… tak perlu berterima kasih, ” sahut Eunhyuk tersenyum malu sambil mengibaskan tangannya. Lalu melanjutkan, ”Kau, pasti bukan orang korea asli.”
”Bagaimana kau tahu?”
”Matamu. Warnanya tak seperti mataku.”
”Mwo?” Hanna tertawa. ”Pergilah. Terima kasih karena sudah mengantar kami.”
”Aku ingin melihat keadaan Chaeri dulu.”
”Dia sudah tidur!”
”Apa kau akan menyampaikan ucapan Kyuhyun?”
Hanna mengangguk, ”Yeah, seperti yang kau bilang di mobil tadi. Mungkin itu yang lebih …”
Belum selesai mengucapkan kalimatnya, terdengar suara lirih di belakangnya…
”Hanna-ya!”
Tubuh Hanna dan Eunhyuk tiba-tiba kaku mendengar suara Chaeri. Yeoja itu sedang menatap mereka dari depan pintu kamarnya. Dapat mereka lihat air mata Chaeri yang jatuh.
”Kau mendatangi Kyuhyun?” tanya Chaeri.
”Ne…” angguk Hanna lemah.
”Apa yang dia katakan untuk ku?”
Tanpa sadar Hanna menggapai tangan Eunhyuk. Dia bergetar dan gugup. Tapi dia memang harus menyampaikan apa yang dia dengar tadi. ”Dia memintamu melupakannya…” kata Hanna lirih.
”Jadi… itulah keputusannya…” Chaeri merasa lemas. Dia mencoba bersandar ke dinding. Berusaha agar tak jatuh. Kepalanya pusing sementara air mata jatuh membuat matanya panas. Dia menarik nafas dalam. Berusaha kuat. Yah, dia memang sudah menyiapkan hatinya akan keputusan itu.
”Chaeri-ya,” Hanna mencoba membantu Chaeri berdiri. Tapi Chaeri melarang.
”Aku tak apa. Aku baik-baik saja. Ini bukan pertama kalinya untukku.”
”Chaeri-sshi…” Eunhyuk ragu melanjutkan ucapannya, ”… maafkan dongsaengku.” dia lalu membungkukkan tubuhnya.
Chaeri mengangguk. Berusaha tersenyum walau kontras dengan air mata yang masih membentuk sungai kecil di wajahnya.
”Eunhyuk-oppa, bisakah kau membantuku?”
”Apa itu?”
”Aku ingin memberikan sesuatu pada Kyuhyun. Bisakah kau membantuku menyerahkannya?”
”Tentu saja.”
”Baiklah, aku akan menyiapkannya terlebih dulu.” Chaeri lalu masuk ke kamarnya.
Hanna terisak setelah Chaeri masuk. Dia tak menyangka sahabatnya bisa setegar itu. Eunhyuk memijat pundak Hanna. Membiarkan yeoja itu menangis di bahunya. Dia juga merasakan rasa sesak itu, walaupun dia masih tak mengerti akar permasalahan antara Kyuhyun dan Chaeri. Yah, meskipun dulu sempat tak menyukai hubungan Kyuhyun dan Chaeri yang terjalin begitu cepat. Dia juga tak ingin hubungan itu berakhir terlalu cepat pula.
+++++++
”Bagaimana keadaannya, hyung?” Tanya Kyuhyun saat Eunhyuk masuk ke kamarnya.
”Buruk. Tapi dia mencoba tegar.”
“Selalu seperti itu…” desis Kyuhyun.
”Dia menyuruhku memberikan ini padamu.” Eunhyuk menyerahkan sekeping cd.
Kyuhyun dengan cepat mengambil cd itu, lalu mengambil laptop. Menghidupkannya dan memasukkan cd itu ke cd drive. Sebuah video terputar. Eunhyuk ikut duduk di samping Kyuhyun untuk melihat apa isi dari video itu.
”Kyuhyun-sshi, annyeong…”
Itu kalimat pertama yang di ucapkan Chaeri. Yeoja itu memanggil Kyuhyun dengan formal kini. Kyuhyun bisa melihat mata Chaeri yang bengkak dan wajahnya yang lebih tirus. Dia mencoba meraba layar laptop. Dia begitu merindukan pemilik wajah itu. Tapi sayangnya dia begitu takut untuk bertemu langsung.
“Happy New year. Kau benar-benar membuatku menutup akhir tahun dengan kesan yang mendalam. Hah, aku menangis sepanjang minggu ini karena kau. Asal kau tahu, itu sangat melelahkan. Tapi kuputuskan air mata itu tak ada lagi ketika fajar menjelang di awal tahun…”
Suara Chaeri terdengar santai tapi Kyuhyun dapat melihat dengan jelas, butiran bening yang sudah menunggu untuk jatuh di sudut matanya.
“… tahun baru memang sepantasnya disambut dengan senyuman bukan? Menjalankan resolusi yang sudah disiapkan sebelumnya. Aku sudah menyiapkan banyak resolusi, seperti biasa… aku tak yakin bisa menjalankannya sesuai daftar yang kubuat. Tapi aku yakin bisa menjalankan satu hal…”
Kyuhyun melihat Chaeri menghela nafas. Yeoja itu terlihat memegang jari manis di tangan kanannya. Memegang cincin pemberian Kyuhyun.
“… aku akan membuatmu kembali padaku!”
Senyum tersungging dibibir Eunhyuk. Dia menoleh pada Kyuhyun. Menepuk pundaknya.
“Kau menyuruhku untuk melupakanmu, hah, kau pikir aku mau? Jangan seenaknya membuat keputusan sepihak! Dan jangan seenaknya memerintahkanku, karena aku tak sudi!”
Tepukan Eunhyuk di pundak Kyuhyun semakin keras mendengar nada menindas dari suara Chaeri. Tawanya juga meledak. Membuat Kyuhyun kesal lalu mendorongnya.
”Aku akan menunggumu. Bukankah aku pernah menjanjikan itu? aku akan menunggumu sampai kau siap menceritakan alasan kau menghindariku. Aku akan menunggumu sampai kau siap menjelaskan alasan kenapa aku harus melupakanmu…”
Suara tawa Eunhyuk menghilang. Dia kembali menepuk pundak Kyuhyun tapi kali ini lebih lembut. Dia melihat betapa kerasnya usaha Kyuhyun untuk menahan airmatanya, tapi akhirnya terjatuh juga.
”…hah, aku memalukan. Merendah seperti ini. Tapi, aku hanya ingin menuntut hak ku. Yaa! Cho Kyuhyun-sshi, kau tak ingat siapa yang duluan mengiba cinta ini? Itu kau! Kau yang memaksaku untuk mencintaimu! Setelah kau mendapatkannya, apakah berhak kau yang mengakhirinya?”
Chaeri menggeleng, ”kau sama sekali tak berhak! Akulah yang berhak memutuskan hubungan kita. bukan kau!”
”Hah, dia benar-benar gadis yang tangguh,” gumam Eunhyuk.
”Ne… terlalu tangguh. Arogan. Egois. Tapi juga begitu indah…” timpal Kyuhyun tanpa henti memandangi kedua pipi Chaeri yang memerah.
”Kau tenang saja. Aku tak akan meminta putus. Aku sudah menyerahkan hatiku padamu dan tak akan kuminta kembali. Jadi kumohon, biarkan aku menunggumu. Aku akan menjalani hidupku dengan baik. Kau tak usah cemas. Aku akan berhenti menangis. Aku akan berhenti merecokimu dengan segala pesan singkat ataupun panggilan telpon. Aku tak akan mengusikmu. Aku akan membiarkanmu tenang untuk berpikir. Aku akan bersabar sampai kau mau bertemu denganku. Percayalah. Aku akan menunggumu. Tapi kumohon, jangan biarkan aku menunggu terlalu lama…”
Chaeri akhirnya meneteskan air mata, ”… aku bukan gadis yang cantik. Sifatku juga buruk. Masa lalu kelam. Benar-benar orang yang menjijikan. Tapi aku beruntung bisa merasakan cintamu. Karena itulah, aku tak ingin kehilanganmu. Kau sangat berarti. Aku mungkin tak akan bisa menemukan orang lain yang memperlakukan ku seperti kau.”
”Jikapun kau tetap pada keputusanmu kelak. Tetap ingin berpisah, kumohon katakan kalimat perpisahan itu langsung padaku. Jangan lewat telpon, media apapun atau dari orang lain. Katakan langsung di depan wajahku…”
”Mianhaeyo… jeongmal…”
Kyuhyun mencoba menggapai wajah Chaeri. Tangisan yeoja itu membuat hatinya teriris. Terlebih mengetahui air mata itu jatuh karenanya.
”… mianhaeyo…”
”Kumohon Chaeri-ya… jangan menangisiku… a-aku tak pantas kau tangisi. Aku bahkan tak bisa memegang ucapanku sendiri…”
”… Aku mencintaimu Kyuhyun-sshi…”
Video berakhir. Kyuhyun memutar ulang ke kalimat terakhir yang di ucapkan Chaeri. Begitu terus berulang kali. Hingga akhirnya Eunhyuk menghentikannya.
”Hentikan! Sudah jelas kalau kau begitu mencintainya… jadi temuilah dia!”
Kyuhyun menggeleng. ”Aku belum bisa…”
”Kenapa?”
”Aku perlu waktu untuk berpikir jernih. Karena walau aku begitu mencintainya tapi aku tak bisa menutupi rasa benciku. Aku benci dengan apa yang sudah Chaeri lakukan pada Chae Kyeong ku!”
Kyuhyun menceritakan semuanya pada Eunhyuk. Kisah tentang Chae Kyeong dan Chaeri. Eunhyuk tak bisa menutupi keterkejutannya. Walau tak begitu mengenal Chae Kyeong dulu, Eunhyuk juga menganggap Chae Kyeong adalah gadis baik dan polos. Bahkan dia ingat pujian Victoria yang pernah dia dengar untuk Chae Kyeong.
”Dia berhati lembut, seperti malaikat…”
”Chae Kyeong yang diceritakannya padaku sama sekali berbeda dengan Chae Kyeong yang aku tahu selama ini…” kata Kyuhyun getir. ”Dia bukan orang yang dapat melakukan pengkhianatan seperti itu! terlebih, Chaeri sempat menyakiti fisiknya beberapa kali! Kau tahu hyung, Chae Kyeong itu sejak kecil mengalami lemah jantung! Serangan fisik sedikit saja bisa membuatnya mati!”
”Dan yang paling aku benci adalah kesimpulanku sendiri, tentang Chae Kyeong yang mencintai Chaeri. Karena cintanya, dia membiarkan Chaeri menyakitinya. Itu sangat mengerikan hyung!”
Eunhyuk merasa bingung. Permasalahan mereka jelas sangat pelik. Melibatkan tentang seseorang di masa lalu yang telah pergi. Tak bisa dimintai kejelasan lagi.
”Kyuhyun-ah. Mengertilah, Chae Kyeong sudah tiada. Kau sudah tak mungkin bersamanya, dia masa lalumu! Kumohon, jangan karena hal itu kau jadi mengabaikan masa depanmu! Turuti ucapanku. Maafkan Chaeri. Jangan membiarkan benci menguasaimu!”
Kyuhyun menggeleng, ”Tak semudah itu, hyung! Aku harus mencari tahu kenyataan yang sebenarnya terjadi.”
++++++
Tahun yang baru sudah berjalan selama empat hari. Chaeri memegang ucapannya. Dia menjalani hidupnya dengan baik, tak menangisi Kyuhyun lagi. Walau ada rasa gelisah tapi senyuman manis selalu muncul di wajahnya. Dia tak lagi membuang waktunya dengan termangu karena memang tak ada gunannya.
Chaeri berjalan santai menuju halte bis pada sore hari itu setelah pekerjaannya selesai. Seperti biasa Mikka mengikutinya dari belakang. Lalu duduk disamping Chaeri saat menunggu halte bis.
“Kau pasti bisa mengerjakan soal ujian nanti dengan baik ‘kan?” tanya Chaeri tanpa menoleh pada Mikka.
“Aku tak janji songsaengnim… banyak yang masih tak kumengerti…”
“Aku tak akan memberimu kelas privat lagi. Sudah lebih dari dua minggu aku mengajarimu. Jadi berusahalah sendiri…” kekeh Chaeri.
Mikka menoleh pada Chaeri. Takjub mendengar tawa gurunya.
“Songsaengnim, kau sekarang lebih riang. Apa sudah baikkan dengan Kyuhyun-oppa?”
Chaeri menjitak jidat Mikka. “Yaa.. kau selalu pintar menggunakan otakmu untuk mencari gosip!”
”Kan aku penasaran songsaengnim…”
Chaeri tertawa. Yah, ternyata dia memang masih bisa tertawa walau sebenarnya Kyuhyun masih belum menghubunginya. Dia tak mengerti apa yang dipikirkan kekasihnya itu. Tapi karena dia sudah bilang akan menunggu sampai Kyuhyun tenang maka dia berusaha sabar.
+++++++
Saat Chaeri sampai di depan rumahnya, dia terkejut melihat Eunhyuk yang terlihat ragu-ragu memencet bel. Chaeri lalu berdehem pelan di belakang Eunhyuk. Dia tak bisa menahan tawanya saat melihat wajah terkejut namja itu.
”Aigoo!” Seru Eunhyuk memegangi dadanya.
”Yaa! Kau mau mencuri? Penampilanmu itu sangat pas untuk merampok bank sekarang!” ejek Chaeri memperhatikan Eunhyuk yang mengenakan mantel hitam tebal, kaca mata hitam dan topi rajutan. ”Ingin bertemu dengan Hanna?”
Eunhyuk tak bisa menutupi kegugupannya. Setengah berteriak dia berkata, ”Yaa! Siapa yang mencari yeoja mengerikan itu! Aku mencari Jungmin!”
”Bodoh!” desis Chaeri. ”Kalau kau ingin mengajak Hanna kencan, katakan saja langsung! Dia itu gadis amerika. Dia suka orang yang berpikiran terbuka dan langsung cap cus…”
”Ah, tapi aku tak bisa seperti itu, Chaeri-ya!”
”Yaa! Aku tak suka caramu memanggilku!” bentak Chaeri.
”Ah, mianhae… Chaeri-sshi…” Eunhyuk membungkuk, “Kau bisa bantu aku? Panggil Hanna keluar ya… kumohon…”
“Apa balasannya untuk ku?”
Eunhyuk menahan geram, “Aku sudah menjadi mata-mata untukmu! Melaporkan keadaan Kyuhyun setiap hari, kau masih tak mau membantuku! Yaa! Hanna hanya 2 hari lagi di Korea. Dan aku belum bilang aku menyukai… ”
Kata-kata Eunhyuk terputus saat melihat Hanna menengok dari balik pintu pagar rumah Chaeri.
”Hyukjae-ssi, kau suka padaku?” sengir Hanna.
Wajah Eunhyuk merah padam. Dia sepertinya ingin membenturkan kepalanya ke tembok pagar. Tapi tak jadi. ”Ah.. siapa bilang? Aku sedang menceritakan tentang ibunya Kyuhyun, Kim Hanna-ahjumma… ah, aku sangat menyukainya…”
Chaeri melemparkan pandangan merendahkan pada Eunhyuk. Dia lalu menarik tangan Hanna, menyuruhnya berdiri disamping Eunhyuk.
”Kalian berdua pergilah. Nanti jangan lupa oleh-oleh, ya..” Chaeri lalu membanting pintu pagar. Menguncinya. Tak memperdulikan Hanna yang menggedor-gedor minta dibukakan.
“Park Chaeri ba*ta*d,” maki Hanna. Dia lalu menoleh pada Eunhyuk, “Ayo kita kencan sore…” katanya, mimik kesal Hanna berubah menjadi riang lalu menggandeng tangan Eunhyuk.
Eunhyuk supraise, apalagi Hanna menggandeng tangannya. Dia akan memanfaatkan hari ini untuk bisa mengenal Hanna lebih jauh. Walaupun ketika teringat Hanna akan kembali ke negaranya lusa membuatnya merasa sedih. Tapi tetap saja, Eunhyuk bertekad akan menjadikan hari ini adalah hari indah untuk mereka berdua.
Sementara itu, Chaeri menyandarkan dirinya di balik pintu pagar. Tersenyum mendengar Hanna yang bertindak duluan. Dia lalu memegang cincin pemberian Kyuhyun yang masih melingkar di jari manis tangannya.
”Aku masih bisa tertawa… walau kau masih mengabaikanku. Tapi, sampai kapan aku bisa terus seperti ini?”
+++++++
Bulan Januari berakhir. Tak ada hal baik terjadi pada Chaeri kecuali kabar kalau Eunhyuk dan Hanna sudah resmi menjadi sepasang kekasih –mereka menjalani hubungan jarak jauh- sekitar 3 minggu ini. Saat Hanna sampai di New York, saat itulah Eunhyuk baru berani menyatakan perasaannya. Kemudian yang terjadi, Hanna selalu merecoki Chaeri tentang Eunhyuk. Begitu juga sebaliknya. Chaeri bahkan sempat membentak Eunhyuk karena terus-terusan bertanya tentang Hanna padanya.
”Yaa! Lee Hyukjae!Aku menelpon untuk menanyakan kabar Kyuhyun. Tapi kenapa kau malah yang lebih banyak bertanya tentang Hanna padaku?!”
Chaeri sadar. Eunhyuk sama sekali tak bisa diandalkan. Banyak hal yang menurut Chaeri ditutup-tutupi oleh namja itu untuk menjaga dongsaengnya. Chaeri sering kali hanya bisa menghembuskan nafas kesal karena saat dia menanyakan keadaan Kyuhyun, Eunhyuk menjawab begini…
”Kyuhyun baik-baik saja. Memang dia sempat sembelit beberapa hari. Tapi sekarang sudah lancar kok…”
”Kyuhyun baik-baik saja. Aku akan siaran radio sekarang. Jadi telponnya nanti lagi ya…”
“Oh, Kyuhyun. Dia baik-baik saja. Kemarin dia memang terserang flu, tapi sudah sehat lagi kok. Malahan flu aku yang belum sembuh-sembuh.. hatsyii~…”
”Kyuhyun baik-baik saja. Dia sedang liburan dengan teman-teman sekolahnya… ah, main ski menyenangkan. Kau susul saja dia. Kau pasti tahu dia di resort ski yang mana ’kan?”
”Oh, Kyuhyun sedang mempersiapkan singlenya dengan keponakanmu. Dia gugup sekali, seperti biasa… hahaha…”
Hati Chaeri mencelos. Dia senang Kyuhyun baik-baik saja. Sehat. Tapi yang lebih ingin dia tahu adalah perasaan namja itu. Eunhyuk sama sekali tak membantunya. Dan Kyuhyun masih mengabaikannya.
“Ah~ sampai kapan aku sanggup menunggunya seperti orang bodoh seperti ini…” keluh Chaeri.
“Menunggu seseorang mengucapkan kata putus yang sangat tidak kuinginkan….”
“Newton-ah… eomma begitu merindukan appamu. Tapi tampaknya, dia tidak. Dia lupa padamu. Pada eomma juga…”
Chaeri menatap sedih foto-fotonya dengan Kyuhyun yang terpajang dikamarnya. Membelai bulu halus Newton sambil berbaring di tempat tidurnya. Masih bergumam seorang diri…
“Kau jahat padaku Kyuhyun-ah… sangat jahat… ”
+++++++
”Noona… kau pasti tahu ini hari apa?” tanya Jungmin menatap Chaeri sambil tetap menyantap makan malamnya.
”Jum’at. Ulang tahun Kyuhyun. Waeyo?”
”Noona, tak menemuinya? Memberikan kado yang sudah noona siapkan itu…” kata Jungmin menunjuk bungkusan yang berada di atas kursi di samping Chaeri.
”Ani. Habis makan malam aku malah akan membakar kadoku untuknya itu…”
”Yaa, noona sudah susah payah merajut sweeter untuknya. Jangan di bakar!”
Chaeri tak peduli. Hatinya sedang terbakar cemburu saat ini setelah dia menonton di televisi tadi performa debut girlband yang berisikan Nanhee sebagai membernya. DIV4, namanya. Girlband berisikan 4 orang gadis muda dengan genre musik Ballada. Mereka debut 2 hari lalu dan di Mubank sore tadi sebagai penampilan perdana mereka. Yang membuat Chaeri cemburu adalah penampilan duet Nanhee dan Kyuhyun yang sangat kuat dan serasi membawakan lagu cinta yang pernah Kyuhyun perdengarkan padanya dulu. Chaeri bahkan tak tahu judul lagu yang mereka nyanyikan karena pikiran dan matanya fokus pada adegan ’gandengan tangan’.
Kalau Kyuhyun menggandeng tangan yeoja lain. Chaeri mungkin saja tak cemburu –walau jelas dia tetap akan cemburu- tapi yang digandeng Kyuhyun itu adalah Nanhee. Yu Nanhee, keponakan Chaeri yang menyukai Kyuhyun. Chaeri melihat ekspresi bahagia di wajah Nanhee di sepanjang lagu. Lagu cinta dengan lirik indah dan dinyanyikan dengan chermistry yang kuat. Chaeri sangat yakin, pasti banyak fans Kyuhyun mengkhayalkan sesuatu yang spesial antara Kyu-Nan. Tak peduli Nanhee itu lebih muda 7 tahun dari Kyuhyun.
Dalam hati Chaeri berpikir untuk membuat situs antifans untuk Nanhee saat ini juga. Apalagi setelah dia melihat saat adegan di backstage, saat pengisi acara yang lain mengucapkan selamat ulang tahun ke-25 untuk Kyuhyun. Nanhee tanpa malu memeluk Kyuhyun yang notabene adalah sunbae-nya di depan kamera.
++++++
”Kami sudah putus…”
Chaeri menggigit bibirnya. Sekuat tenaga menahan air mata ketika membaca kalimat itu. Kalimat yang diucapkan Kyuhyun yang diberitakan oleh sebuah media online yang mewawancarainya langsung.
”Wow, pasti menyedihkan. Mengingat sebentar lagi valentine day. Lalu bagaimana perasaanmu sekarang?”
”Sedih tentu saja. Tapi ketika aku kembali pada pekerjaanku. Rasa sedih itu sirna. Kesibukan membuatku melupakan rasa sedih. Yah, walau aku tak mendapat coklat dari kekasih lagi di tahun ini. Tapi aku rasa, fans akan bersedia mengobati kesedihanku dengan memberikan coklat…”
Kemudian wawancara lebih terfokus tentang karirnya. Kuliah yang sudah beres di tahun ini. Lalu rencana untuk kolaborasi dengan artis lain. Mengingat single duetnya dengan Nanhee sukses.
Chaeri melihat berita itu di rumahnya, sepulang dia dari bekerja. Jungmin berulang kali mengumpat Kyuhyun. Sementara Chaeri, dia diam saja. Bertekad tak menangis walau itu sulit.
Sebenarnya kemarin siang, Eunhyuk sempat memberitahunya kalau Kyuhyun diperintah oleh perusahaan mengatakan kalau Kyuhyun dan kekasihnya sudah putus. Itu dilakukan karena menurut perusahaan, berita tentang Kyuhyun memiliki seorang kekasih sudah waktunya diakhiri. Perusahaan sama sekali tak tahu menahu tentang hubungan Chaeri dan Kyuhyun yang sebenarnya memang sudah renggang.
“Chaeri-sshi. Kumohon kau jangan berpikiran macam-macam jika mendengar berita itu besok…” kata Eunhyuk lewat telpon kemarin.
“Ne, oppa. Aku tak akan memperdulikan berita itu,” jawab Chaeri. Dalam hati Chaeri berpikir, andai saja Kyuhyun yang mengkonfirmasi langsung padanya. Bukannya Eunhyuk. Tapi, mungkin ini menjadi pertanda kalau hubungan mereka akan benar-benar berakhir sebentar lagi.
++++++
“Chaeri-ya.. kau baik-baik saja ‘kan?” tanya sang ibu menggenggam erat tangan Chaeri. Chaeri menjawab dengan anggukkan, “Kalau kau ingin menangis, menangis saja… setelah itu lupakan namja itu. Diluar sana, kau pasti bisa menemukan lelaki yang lebih dan lebih baik dari dia, arasseo?”
Chaeri tersenyum, “Eomma, gomawoyo. Sengaja pulang cepat dari rumah sakit hanya untuk mengatakan itu.”
“Yaa. Eomma hanya ingin memberikan semangat untukmu! Besok ulang tahunmu. Tapi kau malah putus dengan kekasihmu!”
Chaeri tetap tersenyum. Dia tak menjawab apapun. Dia meninggalkan ibunya di ruang tengah untuk membuatkan makan malam. Ibunya tak perlu tahu kepedihan yang ditahannya ini.
Setelah makan malam berakhir. Chaeri mengurung diri di kamarnya. Membawa Newton untuk berbaring bersamanya.
“Hah, aku bahkan hampir lupa kalau besok ulang tahunku. Apa sih yang kupikirkan belakangan ini hingga aku bisa lupa?”
Chaeri lalu mendesah, “Tentu saja memikirkan appamu, Newton-ah. Memikirkan Cho Kyuhyun. Huh, aku yakin dia tak akan mengucapkan selamat ulang tahun padaku karena aku juga tak mengucapkan untuknya…”
++++++
Chaeri terbangun keesokan paginya. Kepalanya pusing karena untuk bisa tidur semalam dia menghabiskan sebotol anggur. Chaeri lalu mengecek ponselnya.
Hari ini tanggal 7 febuari. Pukul 7 pagi, Chaeri sudah berusia 25 tahun. Dia mendapat banyak pesan singkat dan suara di ponselnya. Mengucapkan selamat ulang tahun. Bahkan bosnya juga mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.
Chaeri lalu mencoba mendengarkan pesan suara yang dikirimkan Jong Suk untuknya…
“Chaeri-ya.. saengil chukkae. Semoga kau diberikan kesehatan. Selalu dilindungi oleh Tuhan. Ohya, aku akan kembali ke Korea besok. Aku harap kau masih mau bertemu denganku….”
”…Chaeri-ya, saranghae…”
Chaeri memukul pipinya. Memastikan dia sadar saat mendengar pesan suara itu. Dia lalu mengulangi pesan suara itu dan isinya tetap sama.
”Hah, apa dia membaca berita tentang aku putus dengan Kyuhyun sehingga dia berkata seperti itu?”
Chaeri memeriksa lagi pesan yang masuk. Tak ada satupun pesan dari Kyuhyun. Dia ingin berteriak menumpahkan kekesalan. Menangis kalau perlu. Tapi, lagi-lagi percuma melakukan itu. Chaeri lalu keluar dari kamar setelah membalas semua pesan untuknya. Berterima kasih pada orang-orang yang meluangkan waktu untuk mengucapkan selamat padanya. Chaeri melihat ibunya dan Jungmin sibuk mempersiapkan sarapan untuknya. Dia lalu memeluk ibunya dari belakang.
”Eomma, gomawoyo sudah melahirkanku.”
Sang ibu berbalik, mengecup kening putrinya, ”selalu mengatakan hal yang sama setiap tahun. Chaeri-ya, justru eomma yang harus berterima kasih. Kalau mengingat berapa kali eomma hendak menggugurkanmu dulu, eomma sangat sedih. Syukurnya eomma tak menjadi setan saat itu.”
’Ne… gomawoyo sudah membiarkanku hidup… aku menyayangimu eomma. Walau kau begitu sibuk, aku tetap menyayangimu…”
”Yaa.. yaa, sampai kapan kalian berpelukan seperti itu? ayo cepat sarapan. Aku sudah hampir terlambat sekolah nih,” seru Jungmin menggeprak meja.
+++++++
”Karaoke sudah, nonton… sudah. Makan sudah. Terus kita ngapain lagi?” kata Mikka tersenyum jahil saling melempar pandang pada kedua temannya.
”Game online yuk,” usul salah seorang temannya.
Chaeri menatap gemas ketiga muridnya itu. Lalu berteriak, “Yaa! Sudah cukup senang-senangnya! Sekarang kalian pulang!”
”Huhu~ songsaengnim kejam. Bukannya songsaengnim yang janji kita bakal main sepuasnya hari ini gara-gara nilai kami disekolah bagus… jadi ayo… kita main lagi. Lumayanlah, buat ngobatin songsaengnim yang lagi patah hati juga..hehehe,” bujuk Mikka memamerkan puppy eyesnya. Begitu juga teman-temannya.
Chaeri menjitak satu persatu kepala muridnya,”Jauh lebih baik patah hati ketimbang aku jadi jatuh miskin karena kalian! Yaa, kalian benar-benar merampokku hari ini! sudahlah, kita pulang saja.”
Chaeri kemudian meninggalkan ketiga muridnya itu. Sekarang sudah pukul sembilan malam. Cukup banyak waktu yang dia habiskan di kawasan apgeujung untuk bersenang-senang bersama ketiga muridnya itu. Chaeri melangkahkah pelan menuju halte bis terdekat. Kegembiraan sudah tak ada lagi ketika dia berjalan seorang diri. Menunggu bis di halte sendirian. Entah kenapa air mata mengalir membasahi pipinya.
”Sudah jam segini, dia sama sekali tak mau menghubungiku. Berapa lama lagi aku harus menunggu?” umpatnya seorang diri. ”Kyuhyun-ah, tega sekali kau… ” Chaeri mengusap air matanya. Aku tak boleh menangis. aku sudah berjanji. Harus kutepati. Tekadnya.
Tak lama bis yang ditunggunya datang. Chaeri mencoba tersenyum. Bertekad tak akan lemah. Tapi ketika dia turun dari bis dan kembali menyusuri jalan sendirian. Rasa sedih kembali muncul. Yah, rasa sedih itu muncul karena kesepian. Dia lalu mampir kepojangmacha (Kedai tenda terbuka) yang terletak tak jauh dari rumahnya. Duduk disana ditemani dua botol shoju. Chaeri bahkan sudah lupa sejak kapan dia baru bisa merasa tenang setelah menegak minuman keras. Seakan ketika minum, kesedihan sirna. Padahal sebenarnya tidak. Chaeri sangat tahu itu.
Ketika botol kedua habis diikuti ketiga dan keempat. Chaeri sudah tak bisa menghentikan keinginannya untuk minum. Tapi ketika shoju di botol kelima sudah habis separuh, Chaeri merasa tubuhnya melayang. Tidak hanya karena sudah mabuk, tapi juga karena lagu yang diputar kedai itu….
Saranghaneun geudaega nareul ddunaganeyo
Hanmadi byunmyungdo mothaetneunde
(The you I love, is leaving me
Though I haven’t yet said a word in my defense)
Saranghaneun geudaega haengbokhago shipdago
Hanmadi aewonjocha mothaetneyo
(The you I love, says she wants to be happy
I haven’t been able to say a word in pleading)
Chaeri meletakkan kepalanya ke meja. Memejamkan mata dengan sedikit mengumpat dalam hati. Kesal karena ahjumma pemilik kedai memutar lagu ini. Chaeri sudah tak sanggup lagi menahan air matanya. Dia menangis sembari ikut menyanyikan lagu itu, lagu yang menurutnya sangat mewakili perasaannya saat ini… .
Tentang kesalahannya yang sama sekali tak tahu bagaimana cara mencintai seseorang dengan benar…
Unjena seulpeun pyojunge geudael
Babbeudan pinggyero wemyunhaetdun
Hanshimhan baboyuseuni-ggah
(Always, looking at your sad expression
I neglected you under the pretense of being busy
Because I was a wretched fool)
Geuddaen mollatjyo
Saranghaneun buhbeul mollasuh
Ddahddeut-hage anajool jool mollasuh
(I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
Because I didn’t know how to hold you warmly)
Yurin gaseum gaseume
Moonujyuh naerineungul moreugo
Mooshimhi balgureumeul dohllyutjyo
(That a soft heart
Would collapse and fall, I didn’t know
And without thinking, I turned away from you)
Chaeri sudah kehilangan kesadarannya saat lagu baru dipertengahan. Tanpa menyadari Kyuhyun duduk disampingnya. Sekuat tenaga namja itu menahan rasa sesak di hatinya. Sekuat tenaga menahan air mata. Walau akhirnya jatuh juga.
Kyuhyun menyeka air mata yang membasahi pipi Chaeri. Menggenggam tangan yeoja itu. Menciumi setiap jari-jemarinya. Menunduk dan ikut menangis.
I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
I came to leave you alone
Even saying sorry seems awkward
So I’ve passed you by again, pretending not to know
Even if you meet someone else,
He’ll probably be better than me
Because of this, I’m sending you away
Even if I meet someone else,
It’ll never be you
Because of this, I can’t erase you
All that’s left is a sorry heart
All I have left to say is goodbye
Even though my heart knows
I didn’t know then
Because I didn’t know how to love
Because I didn’t know how to hold you warmly
Even though I know now
Even though I know how to love
The person whom I wish to love isn’t here
A love that has given only tears
I hope everyone will forget and be happy at all costs
Everyday, while crying, all I do is pray
That in my next life, I won’t have a young love
When I really understand love,
If I meet you then, I’ll take you into my arms
So that we’ll only have happy dreams
Even though now, I’m sending you away
**Because I Didn’t Know How To Love- FT Island
“Chaeri-ya… mianhae…”
~To Be Continued~Kyuhyun menatap Chaeri yang masih tertidur disampingnya. Tangannya sesekali membelai lembut rambut yeoja itu. Lalu kembali memperhatikan wajah Chaeri yang pulas. Hanya itu yang dilakukannya selama setengah jam ini setelah mengangkut Chaeri yang sedang mabuk ke dalam mobilnya. Tak berani membangunkan. Tak berani berkata apa-apa selain membisikkan kata ‘maaf’ berulang-ulang kali.
Dia lalu menelungkupkan wajahnya ke kemudi. Menahan gelisah. Padahal dia sudah membawa Chaeri sampai ke depan rumah yeoja itu. Tapi dia tak ingin mengantarkan yeoja itu masuk. Sisi lain dirinya memerintahkan dia untuk membawa Chaeri ke tempat lain. Ke tempat dimana mereka hanya berdua saja dan bisa menghabiskan waktu bersama-sama.Tapi dia melawan keras keinginan itu. Cukup sudah dia melukai yeoja itu. Dia ingin mengakhiri semuanya. Bukannya memulai masalah baru.
Pikiran Kyuhyun lalu melayang pada kejadian tadi pagi…
”Kapan kau akan menemui Chaeri?” Eunhyuk berbisik padanya disela sarapan pagi sebelum mereka ke gedung SM untuk latihan. Hyungnya itu berusaha agar perkataannya itu hanya bisa didengar olehnya dan Kyuhyun saja. Yah, sejak kejadian Hanna mendamprat Kyuhyun di malam tahun baru, nama Chaeri menjadi sesuatu yang sangat sensitif di dorm dan sebisa mungkin jangan sampai terucap.
”Ini hari ulang tahunnya…” lanjut Eunhyuk. ”… paling tidak kirimkan pesan selamat padanya.”
Kyuhyun sama sekali tak menggubris ucapan hyungnya itu. Dia menyantap sarapannya dalam diam. Membiarkan hyungnya itu frustasi dengan kebisuannya. Kyuhyun sangat tahu kalau hari ini ulang tahun Chaeri tanpa perlu diingatkan. Tanggal itu sudah terekam kuat di memory otaknya. Tapi bukan berarti tanggal itu pula yang akan menjadi moment untuk dia menemui Chaeri lagi. Membuat mereka kembali bersama seperti dulu. Tidak.  Dia tak bisa melunakkan hatinya itu, walau tentu saja itu membuatnya tersiksa.
Rasa sakit hati, benci atapun dendam. Entahlah, Kyuhyun juga tak mengerti perasaan apa yang berkecamuk dibatinnya, tak mengerti alasan apa sehingga membuat dia bisa sekejam ini pada yeoja yang begitu dicintainya. Dia tak memperdulikan rasa rindu, cinta. Rasa itu entah kenapa tenggelam ketika dia mengingat cerita Chaeri dan Chae Kyeong.
”Kalau begitu paling tidak jelaskan padanya tentang wawancaramu itu. Jelaskan padanya kalau itu adalah perintah dari perusahaan. Bukan isi hatimu! Berhentilah jadi namja hina yang hanya bisa bersembunyi darinya!” hentak Eunhyuk mengagetkan Yesung dan Ryeowook yang juga berada di dapur menikmati sarapan. Mereka terkejut mendengar suara keras Eunhyuk dan suara kursi yang terjatuh. Terkejut melihat Kyuhyun yang sudah berdiri dengan mencengkram kerah baju Eunhyuk dan siap menyarangkan tinju ke wajah hyungnya itu.
”Berhenti ikut campur!” tukas Kyuhyun, dia menurunkan tinjunya dan berbalik hendak meninggalkan dapur sebelum pukulan keras mendarat di wajahnya.
Bukan Eunhyuk yang menamparnya. Tapi Yesung. Shock. Itu yang Kyuhyun rasakan. Begitu juga Eunhyuk dan Ryeowook yang berada di ruangan yang sama. Kyuhyun menunduk tak bisa berkata apapun. Tapi kemudian Yesung memeluknya. Menepuk punggungnya.
”Aku bukannya ingin ikut campur. Tapi aku hanya ingin kau menjadi lelaki sejati. Jangan membuat seorang yeoja tersiksa karena sikap diammu. Mungkin bagimu itu yang terbaik. Tapi tidak untuknya. Kau harus mengakhiri semuanya Kyu. Akhiri kebisuanmu ini. Temui dia. Beri dia penjelasan. Apapun keputusanmu, pada akhirnya, kami selamanya di pihakmu…”
”Hyung…” Kyuhyun tak mampu melanjutkan ucapannya. Kata-katanya terhenti, tenggorokannya tercekat menahan rasa sesak dan air mata.
”Kami percaya kau bisa membuat keputusan yang tepat.”  Ryeowook ikut menepuk punggungnya.
Kyuhyun lalu melepaskan pelukan Yesung. Berjalan perlahan kearah Eunhyuk yang masih duduk di kursinya tadi, lalu berlutut.
”Hyung, mianhae…”
Eunhyuk tersenyum. Dia lalu bangkit dari kursinya. Memegang lengan Kyuhyun untuk menyuruh dongsaengnya itu bangkit. Lalu memeluknya.
”Kyuni-ah… jangan meminta maaf padaku. Katakan itu pada yeoja bodoh yang menunggumu selama sebulan lebih ini…”
Itulah yang terjadi pagi tadi. Tamparan keras Yesung menyisakan lebam merah di wajah Kyuhyun. Tapi juga menjadikannya alasan agar dia tak ikut kegiatan apapun hari ini. Kyuhyun menghabiskan waktunya dengan mengikuti Chaeri kemanapun yeoja itu dan muridnya pergi hari ini. Dia mengikuti Chaeri sejak yeoja itu keluar dari tempat kerjanya sore tadi. Tanpa disadari oleh yeoja itu tentunya. Kyuhyun menyamarkan penampilannya dengan menggunakan masker, topi rajut dan mantel tebal. Tak terlihat mencolok tentu saja karena di musim dingin seperti sekarang tak hanya dia saja yang mengenakan penampilan seperti itu di jalan-jalan. Yap., masker juga berfungsi tepat menyamarkan dirinya dan lebam merah di wajahnya.
Tapi hanya itu saja yang bisa dia lakukan. Hanya mengikuti. Tak berani mendekat. Tak berani menyapa atau paling tidak menunjukkan diri.
Kyuhyun merasa takut sehingga tak berani muncul di hadapan Chaeri. Takut tak bisa mengendalikan perasaannya. Takut dengan keputusan yang sudah dibuatnya.
Pengecut. Itu kata yang pas untuk menggambarkan sikapnya ini. Yah, dia pengecut karena tak bisa memegang ucapannya sendiri. Pengecut karena sudah membuat seorang yeoja menunggu sekian lama hanya untuk sebuah kata yaitu, putus.
Kyuhyun kembali menatap Chaeri yang masih pulas dengan mimpinya. Mata Kyuhyun merah. Dia barusan menangis lagi tadi. Dia memang bisa menahan air mata itu dihadapan hyung-hyungnya. Tapi tidak ketika dia bersama Chaeri.
”Mianhae…” isaknya. ”Aku mencintaimu tapi aku tak bisa memaafkanmu. Aku meminta maaf padahal aku sendiri tak bisa memaafkanmu. Aku kejam. Aku hina. Tapi kenapa kau malah bertahan dengan sifat burukku ini?! kenapa?”
Kyuhyun lalu merengkuh wajah Chaeri. Menciumi wajah itu.
”Aku bahkan tak bisa melenyapkan bayang-bayang Chae Kyeong saat kita bersama. Aku mengatakan kalau aku mencintaimu. Tapi nyatanya? Setiap kali aku memelukmu, menghirup aroma tubuhmu, bayangannya selalu muncul. Menciummu membuatku teringat padanya. Selalu mencoba berpikir kalau itu hanya karena aku terlalu rindu padanya. Berusaha tak memikirkannya. Tapi nyatanya? Itu karena kalian berdua sangat mirip…”
”… apakah itu karena dia masih menirumu hingga saat dia bersamaku? Siapa yang bisa membantuku menjawab itu Chaeri-ya? Siapa?”
”Aku tak bisa berhenti memikirkan hal itu setelah ceritamu. Aku tak pernah berhenti berpikir apakah dia benar-benar mencintaiku?”
”Aku cemburu. Aku sakit hati! Aku benci kalian berdua yang telah menyiksaku seperti ini!”
Chaeri masih tak membuka matanya. Sama sekali tak terusik dengan kata-kata dan perlakuan Kyuhyun. Sementara namja itu kembali membisu. Dia membelai lembut wajah Chaeri. Berusaha untuk mencium bibir yeoja itu namun terhenti ketika mendengar suara ketukan di jendela mobilnya.
Kyuhyun membuka jendela disamping Chaeri itu. Dia melihat seorang bocah lelaki yang mengetuk jendelanya tadi memandangnya dengan tatapan sengit.
“Hyung, bisa bawa masuk noona ku sekarang?!”
+++++++
Kyuhyun merebahkan Chaeri ke tempat tidurnya. Melepas jaket, syal, sepatu dan kaos kaki yang dikenakan yeoja itu lalu duduk di tepi ranjang dengan Jungmin masih mengawasinya.
”Dimana ibumu?” tanya Kyuhyun tanpa memandang Jungmin.
”Eomma sedang dinas malam!” jawab Jungmin ketus.
”Ijinkan aku menginap disini malam ini.”
”Shiroe!”
Kyuhyun menatap sebal pada Jungmin, lalu mendorong bocah itu hingga keluar dari kamar. ”Tenang saja. Aku tak akan memperkosa noonamu! Kau tidur saja di kamarmu!” seru Kyuhyun lalu mengunci pintu. Mengabaikan teriakan Jungmin yang menggedor-gedor pintu kamar Chaeri.
”Yaa! Kalau kau sampai menyakiti noona. Aku akan menghajarmu!” ancam Jungmin. Dia menyerah untuk melawan Kyuhyun dan memutuskan masuk ke kamarnya.
Kyuhyun kembali duduk di tepi ranjang Chaeri. Dia memandangi sekeliling kamar itu. Tersenyum miris ketika melihat foto-fotonya masih dipajang di dinding kamar yeoja itu. Lalu pandangannya teralihkan ketika mendengar suara cicit seekor binatang. Kyuhyun melihat seekor kelinci hitam yang berada dalam kandang yang terletak di dekat ranjang Chaeri.
Kyuhyun lalu mengeluarkan Newton dari kandangnya. Kyuhyun cukup takjub melihat ukuran Newton sekarang yang sudah 3 kali lebih besar dibanding saat dia membelikannya untuk Chaeri dulu.
”Eommamu, merawatmu dengan baik rupanya,” desah Kyuhyun. Dia membelai bulu-bulu halus kelinci jinak itu. Kemudian berniat mengembalikannya ke kandangnya. Tapi rupanya,  Newton belum ingin kembali ke kandangnya. Saat hendak dimasukkan, dia malah meloncat dan masuk ke kolong ranjang Chaeri.
”Aigoo…” keluh Kyuhyun memijat tengkuknya. Dengan malas, dia masuk ke kolong ranjang Chaeri. Cukup susah menemukan kelinci hitam itu disana. Terlebih Chaeri rupanya menaruh beberapa kotak kardus di kolong ranjangnya itu. Membuat Kyuhyun kesulitan untuk menemukan Newton. Dia lalu mengeluarkan satu-persatu kardus-kardus itu. Cukup lama dia berkutat di bawah sana hingga akhirnya dia berhasil menangkap Newton dan memasukkannya kembali ke kandang.
”Hah.. kau membuatku bekerja keras Newton-ah,” sungut Kyuhyun melirik Newton sambil mengembalikan kotak-kotak kardus yang dikeluarkannya tadi. Tapi kegiatannya terhenti ketika hendak memasukkan sebuah kardus yang cukup berat. Dia tertarik melihat tulisan yang sangat familiar tertera di kardus itu. Itu tulisan tangan Chae Kyeong.
Kyuhyun segera membuka kardus yang masih tersegel rapat itu, seperti tak pernah dibuka sekalipun oleh Chaeri. Dia bisa merasakan jantungnya berdebar dua kali lipat lebih cepat daripada normal. Tangannya bergetar ketika mengambil barang-barang yang berada di dalam kardus itu.
Surat-surat yang di amplopnya tertera tulisan Chae Kyeong. Beberapa buku harian yang selalu digunakan yeoja itu untuk mencatat kegiatan hariannya. Beberapa keping Cd. Album foto. Dan barang-barang lain yang sangat Kyuhyun tahu adalah milik Chae Kyeong.
”Kyeong-ah… apa-apaan ini?” suara Kyuhyun terdengar seperti rintihan. Perasaannya tercekat dan sangat sakit. Dia bahkan tak memiliki satupun barang kenangan Chae Kyeong. Tapi kenapa Chaeri bisa memilikinya? Apa artinya hubungan mereka selama 4 tahun itu?
Semua surat masih tersegel rapi. Tanda Chaeri masih belum membacanya. Kyuhyun lalu mengambil album foto. Dia sangat ingat kalau Chae Kyeong sering melihat-lihat isi album itu dulu tapi tak membiarkan Kyuhyun melihatnya juga.
Lemas. Itulah yang Kyuhyun rasakan saat membuka album itu. Tak ada satupun foto dirinya disana. Hanya ada foto Chaeri, Chae Kyeong dan seorang lelaki. Lee Jong Suk. Ada sebuah foto yang menunjukkan mereka bertiga bersama. Tersenyum. Masih mengenakan seragam sekolah. Chae Kyeong terlihat sangat bahagia dengan mengalungkan tangannya masing-masing di lengan Chaeri dan Jong Suk. Dia berdiri di tengah. Kyuhyun ingat, dia pernah melihat Chaeri memajang foto yang sepertinya diambil pada waktu yang sama dengan foto Chae Kyeong ini. Tapi bedanya di foto milik Chaeri hanya ada dia, Jong Suk dan Hanna.
Kyuhyun membaca catatan yang ditulis Chae Kyeong di bawah foto itu…
‘Unnie, aku, oppa. Bahagia selalu ^__^’
Kyuhyun lalu melihat foto-foto yang lain. Lebih banyak foto Chae Kyeong bersama Chaeri. Tampaknya foto itu diambil saat mereka masih akur. Catatan-catatan yang tertera menunjukkan betapa bahagianya Chae Kyeong ketika bersama Chaeri. Tapi kemudian di foto terakhir, Kyuhyun hanya bisa mengurut dadanya. Hanya ada gambar Chae Kyeong di foto itu. Tapi di foto itu penampilan Chae Kyeong begitu mirip dengan Chaeri. Kyuhyun membaca catatan kecil yang ada di bawah foto itu…
‘Unnie marah besar. Dia tak suka penampilan baruku. Tapi aku tak peduli. Aku suka terlihat mirip dengannya. Ini seperti, kami selalu bersama.’
Kyuhyun menutup kasar album foto itu. Dia tak bisa menahan air mata. Jelas sudah sekarang. Kesimpulan yang ditariknya benar. Chae Kyeong benar-benar mencintai Chaeri.
“…Lalu, apa artinya hubungan kita selama 4 tahun itu, Kyeong-ah?”
+++++++
Chaeri membuka matanya ketika mendengar suara jam wekernya menjerit nyaring. Sudah pukul 7 pagi. Chaeri bangkit dari pembaringannya dengan malas. Kepalanya terasa pusing dan berat. Setelah menguap lebar dan mengucek mata dia memperhatikan sekelilingnya.”Mwo, aku di kamarku? Siapa yang mengantarku pulang?”
Dia lalu keluar dari kamar. Tercium bau harum masakan dari dapur. Dilihatnya Jungmin menikmati sarapan bersama ibunya.
”Kau sudah bangun?” sapa ibunya. Chaeri mengangguk dan mengambil tempat duduk disamping Jungmin. Mengacak gemas rambut adiknya. “Eomma menyiapkan sup ikan untukmu. Kata Jungmin kau mabuk semalam.”
”Eomma, gomawoyo…”sahut Chaeri. ”Aku berjanji, semalam terakhir kalinya aku minum. Aku tak akan menyentuh alkohol lagi mulai hari ini.”
”Itu bagus. Ngomong-ngomong, kau pulang dengan siapa semalam?” tanya sang ibu.
”Bibi pemilik kedai yang mengantarnya,” sahut Jungmin. Dia menunduk, takut ketahuan berbohong. Kyuhyun memang melarangnya untuk memberitahu Chaeri kalau dialah yang mengantar Chaeri pulang. Kyuhyun sudah pergi dari satu jam yang lalu, sebelum ibu Chaeri pulang ke rumah. Kyuhyun pergi dengan membawa sekotak kardus yang Jungmin tak tahu apa isinya.
”Ah.. aku benar-benar tak ingat apapun. Tapi entah kenapa aku merasa bahagia pagi ini,” seru Chaeri dengan wajah berbinar.
”Itu bagus.” timpal sang ibu. “Bagaimana kalau nanti, kita makan malam diluar? Sebenarnya ada sesuatu yang ingin eomma sampaikan pada kalian berdua. Jadi, tolong kalian memakai pakaian resmi saat kita makan diluar nanti.”
”Eomma! Katakan sekarang, apa yang ingin eomma sampaikan!” seru Chaeri. Dia merasakan firasat aneh dari kata-kata ibunya itu.
”Eomma akan menikah Chaeri-ya…”
Jungmin shock mendengar ucapan ibunya itu. Terlebih Chaeri. Dia bahkan tak bisa mengatupkan mulutnya yang terbuka saking kagetnya. Lalu mereka berdua berteriak, ”ANDWE!”
+++++++
”Kau tak akan mengerti Hanna-ya. Ini akan menjadi kali kedua aku mendampingi ibuku menikah. Terlebih, dia sedang mengandung calon adikku. Di usia begini aku akan punya adik lagi? Yang benar saja. Shiroe!”
”Kupikir dia bekerja dengan benar. Ternyata juga sibuk pacaran. Hah, tidak ingat usia!”
Chaeri mengomel, mencurahkan kekesalannya kepada Hanna lewat telpon sambil mendorong trolli belanjaannya. Dia sedang di sebuah supermarket sekarang untuk membeli keperluan makan siang.
”Hah, kalau aku malah senang. Paling tidak, kau sekarang tak mengomel tentang si namja babo itu!” kekeh Hanna.
”Bukannya begitu. Aku bukannya tak kesal lagi padanya karena mengabaikanku sampai selama ini. Tapi entah kenapa aku merasa pagi ini aku senang sekali.”
”Berarti akan ada hal baik terjadi. Apa mungkin karena Jong Suk-oppa yang kembali hari ini?”
”Bukan karena dia! Ku tegaskan padamu, aku tak ingin kembali padanya lagi seperti yang selalu kau harapkan. Aku tak sudi!”
”Tapi lebih baik kau bersamanya! Sudah tak ada ’hantu’ itu lagi,” Hanna mengisyaratkan tentang Chae Kyeong.”Lagipula, untuk apa menunggu Cho Kyuhyun bodoh itu? Dia hanya memikirkan si ’hantu’. Itu sebabnya dia tak mau menemuimu. Dia terlalu mencintai yeoja yang sudah tiada itu!”
Chaeri mendesah. Dia tahu kalau Hanna memang selalu ingin Chaeri kembali bersama dengan Jong Suk. Sepupunya itu. Bagi Hanna, kesalahan Jong Suk masih bisa diampuni. Tapi tidak dengan kesalahan Kyuhyun. ”Hanna-ya. Mianhae mengganggu waktu tidurmu. Aku tutup telponnya sekarang. Bye bye…”
Chaeri menutup telponnya. Lalu menghela nafas. Curhat dengan Hanna bukan berarti bisa membuatnya lega. Karena Hanna bukanlah tipe pendengar yang bisa memberikan nasehat yang memuaskan bagi Chaeri. Tapi dibanding orang lain, hanya Hanna yang mau mendengarkan keluh kesah Chaeri.
Chaeri lalu menatap trollinya yang masih kosong. Sudah hampir satu jam dia di supermarket itu tapi tak ada satupun barang yang dibeli. Perutnya mulai berbunyi tanda minta diisi. Dia lalu berpikir, untuk apa dia membeli bahan masakan sementara yang memakannya nanti hanya dia sendiri? Jungmin makan siang di sekolah. Ibunya, ah.. dia sedang kesal pada ibunya itu. Jadi tak masak pun tak jadi masalah.
”Hah, Park Chaeri. Lagi-lagi kau melakukan pekerjaan yang sia-sia!” sungutnya. Meninggalkan trolli begitu saja. Lalu keluar dari supermarket itu tanpa membeli apapun.
+++++++
Chaeri baru saja duduk di sebuah rumah makan tradisional, melihat-lihat daftar menu sambil ditunggui seorang pelayan yang siap mencatat pesanannya saat mendengar seorang pria menyapanya.
”Chaeri-ya. Kau disini?!”
”Oppa…” Chaeri tersenyum riang melihat kakak lelakinya. Ayah Yu Nanhee, Yu Jaemin. Menyapanya.
”Kau sendirian saja? Bagaimana kalau ikut makan siang bersama kami?”
Chaeri dengan cepat mengangguk. Dia ditraktir. Tentu saja dia dengan girang menerimanya. Lagipula, dari kata-kata oppa-nya itu, sangat jelas kalau mereka tak makan siang berdua saja. Pastinya ada Nanhee. Dia sudah lama sangat ingin melihat wajah angkuh keponakannya itu.
Chaeri lalu mengikuti Jaemin ke sebuah ruangan khusus di rumah makan itu. Dalam hati dia menggerutu, ”mentang-mentang sekarang Nanhee sudah jadi Idol, jadinya makanpun harus di ruangan spesial. Menyebalkan.”
Tapi saat pintu ruangan khusus itu dibuka. Chaeri sadar, ruangan itu dipesan bukan karena hanya ada Nanhee saja disana. Tapi karena ada beberapa sunbae yang satu managemen dengannya. Chaeri tak peduli dengan kehadiran beberapa anak-anak SMTown disana. Dia hanya peduli pada satu orang yang terlihat paling terkejut saat melihatnya. Cho Kyuhyun.
Chaeri tahu, semangatnya benar-benar bertumpah ruah kini. Dia merasa wajahnya panas. Bersemu. Dia merapikan rambutnya dengan jari. Lalu dengan penuh senyum dia masuk ke ruangan itu. Rupanya, inilah yang menjadi sebab dia bersemangat dari tadi pagi. Bukan karena Jong Suk yang akan kembali ke Seoul hari ini. Tapi, karena firasat akan berjumpa dengan Cho Kyuhyun. Pria yang sangat dia rindukan. Yang mengabaikannya selama sebulan lebih ini.
Bisa dibilang tindakan Chaeri tak tahu malu. Dia menyuruh Lee Taemin –salah seorang member SHINee yang memang berada diruangan itu juga- yang duduk disamping Kyuhyun menjauh. Agar dia bisa duduk disamping namja itu. Chaeri mengabaikan tatapan marah Nanhee yang duduk disebrangnya. Dia tak peduli. Yang penting dia bisa berada di dekat kekasihnya itu.
+++++++
Chaeri begitu menikmati makan siangnya. Di ruangan itu, selain dia, Jaemin, Kyuhyun, Nanhee dan Taemin. Ada juga teman-teman satu grup Nanhee yang Chaeri masih belum hafal nama-namanya. Victoria Song dan Choi Sullie dari F(x) –tampaknya mereka sangat dekat dengan Nanhee, terutama Sulli karena mereka sesama orang Busan dan pernah satu sekolah dengan Nanhee saat di sekolah dasar –  Chaeri cukup kecewa karena tak ada seorangpun member SNSD disana. Sementara dari Super Junior, hanya ada Kyuhyun. Itu yang paling disyukuri Chaeri walau tentu saja dia juga merasa kesal karena dengan adanya Kyuhyun juga menandakan kalau Nanhee dan Kyuhyun cukup dekat.
Chaeri sesekali menoleh. Memperhatikan Kyuhyun yang terlihat lelah. Chaeri bisa melihat jelas kalau Kyuhyun tak seperti dirinya. Dia tak bersemangat. Matanya juga sayu. Menandakan kurang tidur.
“Kau sehat-sehat saja?” bisik Chaeri. Dia meletakkan tangan kirinya di paha Kyuhyun. Tapi langsung ditepis namja itu. Chaeri kesal. Tapi dia tak menyerah. Dia meletakkan tangannya lagi di paha Kyuhyun. Berkali-kali karena Kyuhyun selalu menyingkirkannya.
”Kau membuatku tak nyaman!” desah Kyuhyun tanpa memandang Chaeri. Dia lalu bangkit, keluar dari ruangan itu. menghentikan makannya. Chaeri sadar kalau sikapnya ini rendah sekali. Tapi dia ikut bangkit dan menyusul Kyuhyun. Dia menahan air matanya ketika mengikuti Kyuhyun berjalan didepannya. Namja itu terkesan angkuh dan tak peduli.
”Berhenti mengikutiku!” tukas Kyuhyun. Mereka kini sudah di depan pintu toilet pria. ”Atau kau juga ingin masuk ke dalam sana?” Kyuhyun menunjuk toilet pria itu. Tanpa perlu menunggu jawaban Chaeri, Kyuhyun masuk. Dia berpikir, Chaeri tak akan berani mengikutinya masuk. Tapi nyatanya? Dugaannya salah. Chaeri mengikutinya. Bahkan mengunci pintu toilet sehingga mereka terkurung berdua saja disana.
”Yaa! Aku ingin buang air!” hentak Kyuhyun.
”Lakukan saja!” balas Chaeri. ”Tak usah khawatir. Aku sudah sering melihat pria buang air kecil. Kau lupa, aku punya adik lelaki? A-aku…” Chaeri meneguk liur saat Kyuhyun dengan tampang kesal siap membuka resleting celananya, ”… tak akan kaget.” Chaeri cepat-cepat menutupi wajahnya dengan tangan. Lalu berbalik menghadap dinding.
”Cih,” ejek Kyuhyun. Dia tak jadi membuka celananya. Sebenarnya dia ke toilet bukan untuk buang air. Tapi ingin menenangkan diri karena sangat gugup dengan tingkah laku Chaeri tadi. Tapi percuma dia ke toilet karena Chaeri mengikutinya. Dia lalu meraih tangan Chaeri yang masih menutupi wajahnya. Kyuhyun dapat melihat kedua pipi Chaeri yang memerah. Dia lalu mengajak Chaeri keluar dari toilet. Bukan untuk kembali ke ruangan tempat mereka makan tadi. Tapi ke parkiran. Menuju mobilnya.
Chaeri diam saja. Tak bertanya kemana Kyuhyun hendak membawanya. Dia hanya memandangi wajah tegang Kyuhyun yang mengemudikan mobilnya.
Kyuhyun lalu menghentikan mobilnya saat mereka masuk ke komplek Namsan. Berhenti di parkiran tapi tak keluar dari mobil.
”Kau tak bekerja hari ini?” tanya Kyuhyun. Masih tak memandang Chaeri.
”Mulai kemarin, aku libur selama seminggu. Kalau kau?”
Kyuhyun melihat arloji, ”Petang nanti aku akan ke Taipei. Masih ada waktu 4 jam sebelum aku kembali ke dorm lalu pergi ke bandara.”
”Apa akan lama disana?”
”Hanya dua hari.”
”Lalu kenapa membawaku kemari?” Chaeri bertanya penuh harap. Berharap Kyuhyun mengatakan kalau Kyuhyun ingin kembali bersamanya. Tapi Kyuhyun tak kunjung menjawab apapun. Namja itu hanya diam. Menunduk tanpa mau memandangnya. Chaeri bisa merasakan perasaannya sesak lagi kini. Tanpa dia sadari, airmata menetes membasahi wajahnya. Chaeri mencoba menggapai tangan Kyuhyun. Kali ini Kyuhyun membiarkannya. Dia bahkan membalas genggaman tangan Chaeri. Dan sekarang Chaeri tahu alasan apa yang membuat Kyuhyun tak mau memandangnya sedari tadi. Namja itu juga menangis.
”Aku-membawamu-kemari…” Kyuhyun mengatakannya dengan terbata-bata. ”…untuk-kencan-terakhir-kita…”
Chaeri menggeleng, mengeratkan genggamannya, ”Andwe.. Kyuhyun-ah… andwe.”
”Aku bukan namja yang baik Chaeri-ya…” Kyuhyun akhirnya berani menatap Chaeri. ”… a-aku tak pantas untukmu. Sejak awal tak pantas. Aku selalu menyakitimu…”
”Itu tak benar… bukan ini yang kuharapkan dengan pertemuan kita hari ini. Bukan ini…” Chaeri menghapus airmatanya. ”… aku mencintaimu…”
Kyuhyun terkesiap. Dia menarik nafas dalam. Lalu merengkuh pundak Chaeri. Membelai pipi kanan yeoja itu. Menciumnya dan berbisik, ”Aku lebih lagi.”
”Lalu kenapa?” Hentak Chaeri frustasi hingga mendorong Kyuhyun.
”Karena percuma ada cinta jika aku tak bisa memahami, mengerti dan memaafkanmu. Hanya akan ada nafsu. Aku tak ingin itu!”
Chaeri menatap Kyuhyun tak mengerti. Dia mencoba memandang kearah lain. Tapi kembali menatap Kyuhyun ketika berkata, ”Aku tak keberatan. Jika hanya ada itu dihatimu. Tak jadi masalah. Asal kita terus bersama.”
Kyuhyun seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia lalu mengangguk, ”Baiklah, jika itu maumu!” dia lalu kembali menghidupkan mesin mobil. Melaju meninggalkan komplek Namsan. Lalu menghentikan mobilnya ketika memasuki wilayah sebuah hotel. Semuanya terjadi dengan cepat. Hingga kini Chaeri berada di dalam sebuah kamar berdua saja dengan Kyuhyun.
”Ini kan yang kau mau?” tukas Kyuhyun. Hatinya bagai teriris mengajak Chaeri ke tempat seperti ini. Dia hanya ingin menggertak Chaeri hingga bertindak sejauh ini. Baginya yang dibesarkan dengan dikelilingi lingkungan yang taat beragama pantang melakukan hubungan suami-istri diluar pernikahan. Tapi Chaeri mungkin tak tahu, karena Kyuhyun tak pernah mengatakannya.
”Ne…” angguk Chaeri.
Kyuhyun mendekati Chaeri. Dengan kasar dibukanya syal dan jaket yang dikenakan yeoja itu. Persis seperti yang dilakukannya semalam. Lalu tangannya bermain di kancing kemeja Chaeri. Chaeri memejamkan matanya saat Kyuhyun membuka kancing paling atas. Perasaannya campur aduk. Tapi perasaan gugup lebih mendominasi.
Namun, setelah membuka kancing paling atas dari kemeja Chaeri, Kyuhyun tak melanjutkan membuka kancing berikutnya. Chaeri menunggu cukup lama. Dia akhirnya membuka matanya. Kyuhyun tak lagi di hadapannya tapi terduduk di lantai disampingnya. Tubuhnya disandarkan pada ranjang. Kepalanya menengadah ke langit-langit.
”Kenapa?” Chaeri kembali menangis. Dia duduk disamping Kyuhyun. Mengguncang-guncang tubuh namja itu. ”Lakukan saja. Cepat lakukan!”
Kyuhyun menggeleng, ”Aku tak bisa Chaeri-ya…”
”Kenapa tak bisa?” Chaeri semakin kuat mengguncang tubuh Kyuhyun.
”Itu bukan untukku!”
”Itu untukmu! Kau berjanji akan menikahiku. Tak peduli 4 atau 5 tahun lagi. Aku akan menunggumu. Kau ingat pernah mengatakan itu padaku. Lihat cincin ini!” Chaeri menunjukkan cincin pemberian Kyuhyun yang masih melingkar di jari manis tangan kanannya. ”Aku mengabaikan impianku demi cintamu. Aku menghentikan kontrak perusahaanmu demi cinta ini. Aku melupakan mimpi songsaengnim demi kau. Aku berkorban banyak untukmu. Aku tak rela hanya karena kisahku dan Chae Kyeong dimasa lalu membuatmu meninggalkanku. Sampai mati aku tak rela. Aku tak sudi kehilangan pria yang kucintai lagi hanya karena seorang Han Chae Kyeong! Kenapa harus selalu dia?!”
”Kalau begitu, kembalilah pada Lee Jong Suk. Itulah yang seharusnya terjadi bukan? Jika Chae Kyeong tak ada, kau masih akan bersama namja itu. Kita tak akan bertemu!”
”Bodoh! Mana ada hal yang seperti itu.” isak Chaeri. ”Aku tak akan kembali padanya! Dia mengkhianatiku!”
”Bagaimana kalau sebenarnya tak pernah?! Bagaimana kalau sebenarnya Jong Suk tak pernah mengkhianatimu?”
Chaeri terdiam. Bibirnya bergetar. Airmatanya tiba-tiba terhenti. Dia kaget melihat ekspresi Kyuhyun. Namja itu tersenyum miris padanya.
”Han Chae Kyeong menipumu dan Jong Suk selama ini. Dia tak pernah mengandung! Apalagi melakukan aborsi. Sudah kukatakan kalau dia memiliki penyakit jantung bawaan, bukan? Tubuhnya lemah. Berolah raga saja susah. Apalagi sampai melakukan suatu ‘aktifitas’ yang membuat jantung berpacu lebih cepat.” Kyuhyun menggeleng. “Dia masih seorang ‘gadis’ sampai dia meninggal. Bisa kupastikan semuanya padamu. Aku menyelidiki catatan kesehatannya selama sebulan ini disela waktu luangku. Aku bertanya pada semua dokter yang menanganinya. Bertanya pada ibunya.”
Chaeri menggeleng. Dia tak percaya dengan semua ucapan Kyuhyun.”Tapi, kenapa?” rintih Chaeri
Kyuhyun tahu alasannya. Tapi dia tak mau menjawab. Dia sendiri sudah memastikan alasan Chae Kyeong melakukan itu dari surat-surat Chae Kyeong untuk Chaeri yang dibacanya semalam. Namun dia memilih untuk merahasiakan. Chaeri pasti akan semakin tersiksa jika tahu, kalau Chae Kyeong melakukan itu karena ingin memiliki Chaeri. Kyuhyun bersyukur bahwa dia yang membaca surat-surat itu. Bukannya Chaeri. Walau tentu saja, itu sangat menyakitinya.
“Anggap saja… dia cemburu dengan semua yang kau miliki,” tukas Kyuhyun kemudian.
Chaeri mendekap mulutnya. Dia menggeleng. Masih menangis. Kyuhyun membelai rambut Chaeri. Dia pastinya akan merindukan saat-saat bisa mengelus rambut Chaeri dimasa yang akan datang nanti. Keputusannya adalah mengakhiri hubungannya dengan Chaeri. Yeoja itu harus kembali pada orang yang sebenarnya mencintainya. Lee Jong Suk. Takdir Kyuhyun mungkin bukan untuk memiliki Chaeri tapi untuk menebus kesalahan yang pernah Chae Kyeong perbuat. Membuat Chaeri kembali pada cinta sejatinya.
“Kembalilah pada Jong Suk. Itulah yang seharusnya terjadi. Aku yakin, dia masih mencintaimu. Anggap saja kehadiranku dan Chae Kyeong sebagai bumbu dari kisah cinta kalian. Dialah yang sepantasnya untukmu…”
Tangisan Chaeri semakin deras. Ada banyak hal yang membingungkannya. Tentang Chae kyeong yang menipunya. Juga tentang alasan Kyuhyun yang menyuruhnya kembali pada Jong Suk. Cukup lama Chaeri menangis sambil memikirkan segalanya. Dia lalu menepis kasar tangan Kyuhyun dari kepalanya. Menegakkan wajahnya dan memandang namja itu tajam.
“B-baiklah. A-aku akan kembali bersama Jong Suk. Seperti yang kau mau!” Chaeri tak bisa mengendalikan emosinya ketika mengatakan itu. “Selamat tinggal Cho Kyuhyun!” Dia melepas cincin pemberian Kyuhyun. Meletakkannya di tangan kanan namja itu. Bergegas memakai jaket dan syalnya. Lalu keluar dari kamar hotel itu. Tak ada lagi air mata mengalir. Berganti dengan amarah. Dalam sekejap, rasa cinta pada Kyuhyun berubah menjadi sakit hati.
Sementara Kyuhyun, dia masih tak mempercayai kejadian barusan. Seperti orang bodoh. Kata-kata terakhir Chaeri berulang kali terngiang ditelinganya. Dia menatap cincin yang barusan dikembalikan Chaeri.
Prince♥Cherry
Tulisan itu dibacanya. Dia sangat ingat perasaannya saat memesan cincin itu. Betapa bingungnya dia memikirkan kata-kata yang tepat untuk dituliskan pada cincin itu. Betapa besar gairahnya saat cincin itu selesai dan dia mengenakannya pada Chaeri.
Dia teringat dengan wajah Chaeri yang bersemu. Kedua pipinya yang memerah membentuk bulatan seperti buah cherry. Kyuhyun sangat menyukai wajah Chaeri yang merona seperti itu. Terlihat sangat cantik. Dan membuatnya tak terlihat mirip dengan Chae Kyeong. Ciri khas Chaeri yang sama sekali tak bisa ditiru siapapun.
+++++++
Sebenarnya yang paling Chaeri inginkan saat ini adalah mengurung diri di kamarnya. Menangis. Menyumpahi Kyuhyun kalau perlu. Tapi yang dia lakukan sekarang adalah menikmati makan malam bersama ibu, adik dan calon ayah barunya.
Chaeri kadang merasa kesal dengan ibunya yang dengan mudahnya bertemu pasangan hidup. Dia ingin seperti ibunya yang tak terlalu larut dalam kepedihan akibat ditinggalkan seorang lelaki –walau tentu saja, ibunya ditinggal mati. Bukan dicampakkan seperti dirinya-. Selama makan malam, Chaeri mengangguk-angguk saja. Tak memberikan pendapat apapun tentang rencana pernikahan ibunya dengan calon ayah barunya yang berprofesi sama dengan ibunya. Kadang Chaeri merasa muak mendengar kisah pertemuan mereka yang sebenarnya baru dua bulan lalu terjadi, saat mereka menghadiri sebuah seminar kesehatan bersama.
”Chaeri-ya..” sapa calon ayahnya. Namanya dr. Lee Tae Sun.
”Ne…” dengan malas Chaeri melanjutkan, ”… aboji.”
Dokter Lee tersenyum. Dia terlihat senang mendengar Chaeri memanggilnya ’aboji’. ”Aku dengar dari ibumu, kau dan Lee Jong Suk bersahabat sejak kecil?”
”Ne…”
”Dia kembali ke Seoul hari ini. Apa kau sudah tahu?”
”Ne… aboji.”
”Kami satu asrama dulu saat aku mengambil study S-2 ku di Jepang. Dia sangat jenius. Kudengar dia akan bekerja di rumah sakit yang sama dengan ibumu.”
”oh.. begitu,” sahut Chaeri malas.
Dokter Lee hendak melanjutkan ucapannya tapi di sela oleh ibu Chaeri, ”Chaeri-ya, kau pucat sekali. Kau baik-baik saja ’kan?”
”Aku baik-baik saja.” sahut Chaeri mencoba tersenyum. ” Oh ya eomma, aku ingin melakukan operasi lasik. Kalau bisa sesegera mungkin!”
 +++++++
Chaeri mematut wajahnya di depan cermin. Kini tanpa bantuan kacamata, dia sudah dapat melihat dengan jelas wajahnya sendiri. Esoknya setelah dia mengutarakan pada ibunya ingin melakukan operasi lasik, dia langsung melakukan operasi itu di rumah sakit tempat ibunya bekerja. Setelah operasi, selama dua hari penglihatanannya cukup terganggu. Tak dapat melihat cahaya terang. Tapi setelah hari ketiga, dia bisa melihat dengan jelas.
Chaeri memandangi kacamata yang selalu menemani harinya. Kacamata itu pemberian Kyuhyun. Chaeri masih ingat kejadian saat namja itu membelikannya kacamata itu. Dia lalu menyimpan kacamata itu di dalam laci meja hiasnya. Kemudian keluar dari kamarnya dengan wajah ceria.
”Yaa… Chaeri si mata empat sudah tak ada lagi..” serunya.
“Norak!” seru Jungmin tertawa. Memperhatikan kakaknya sambil memakai sepatu.
”Jungmin-ah. Mau diantar ke sekolah dengan yeoja cantik?”
”Aish! Shiroe!” gelak Jungmin. Lalu berlari ke halaman untuk berangkat sekolah. Chaeri menyusulnya. Tapi saat di depan gerbang pagar rumahnya. Dia tertegun melihat seorang namja tinggi dan sangat tampan sedang akan menekan bel rumahnya.
”Jong Suk-ah…”
”Annyeong…” sahut namja itu, tersenyum. Sangat manis.
Kikuk. Suasana itu yang muncul. Jungmin mencibir situasi antara Chaeri dan Jong Suk. Lalu tanpa berkata apa-apa pergi meninggalkan mereka berdua.
”Jungmin-ah. Seusai sekolah langsung pulang! Jangan mampir-mampir! Arraseo!” seru Chaeri.
Setelah Jungmin cukup jauh, Jong Suk berkata, ”Matamu, sudah pulih?”
”Ne..” sahut Chaeri pendek.
”Aku kemari sejak kemarin. Tapi, karena kau dalam masa pemulihan. Aku tak berani mengganggu.” Chaeri tak menjawab apapun hingga Jong Suk melanjutkan, ”Kau cantik sekali Chaeri-ya.” Dia menyerahkan sebuah bingkisan berisi coklat untuk Chaeri.
”Kau sudah menjadi dokter sekarang. Tapi masih saja membuat coklat…” kekeh Chaeri.
”Itu bukan hal yang salah. Lagipula, aku membuat coklat ini untuk mengobati perasaanmu. Aku yakin, kau masih bersedih setelah kau…” dengan ragu Jong Suk melanjutkan. ”… putus dengan kekasihmu itu.”
Chaeri meneguk liur mendengar ucapan Jong Suk itu. Dia mencoba mengalihkan pandangannya dari coklat Jong Suk ke rumah-rumah tetangganya. Membiarkan Jong Suk membelai rambutnya yang dia biarkan tergerai.
”Bisakah kita kembali seperti dulu Chaeri-ya?” Jong Suk mengatakannya pelan tapi terdengar penuh harap.
Chaeri memejamkan matanya sejenak. Teringat kejadian dimasa lalu antara dia dengan Jong Suk. Semuanya indah. Walau hancur oleh Chae Kyeong. Dia lalu teringat ucapan Kyuhyun ketika memutuskannya.
”Tentu saja…” angguk Chaeri. Mencoba terlihat bahagia. Membiarkan Jong Suk memeluknya. Mencium keningnya. ”… kita mulai dari awal lagi.”
+++++++
”Yaa.. Oppa! Itu bukan untukmu! Tapi untuk Kyuhyun-oppa!” Nanhee merampas biskuit coklat yang akan dimakan Eunhyuk. Lalu menyerahkannya pada Kyuhyun yang termangu pada saat mereka sedang break untuk filming Starking. Syuting hari ini, spesial menggundang beberapa member SMTown sebagai bintang tamu. Nanhee sendiri mewakili grupnya, DIV4. Selain dia, Kyuhyun dan Eunhyuk. Ada Sungmin, Victoria, Luna, Taemin, Key dan Hyeoyeon serta Sooyoung dari SNSD.
”Yaa! Kau ini menyebalkan sekali!” sungut Eunhyuk.
”Biarin,” Nanhee merong. ”Aku sengaja membuat ini untuk Kyuhyun-oppa. Jadi, hanya oppa yang boleh memakannya.” dia melirik Kyuhyun. Wajahnya cemberut melihat Kyuhyun yang sama sekali tak berminat memakan biskuit buatannya. Malah menyerahkan biskuit itu pada Taemin yang duduk disebelahnya.
”Oh, Hyung. Gomawoyo. Tahu saja, aku lagi lapar…” Taemin melahap cepat biskuit itu dan berseru, ”Masitaa~… Nanhee-ya. Biskuit buatanmu enak sekali. Aigooo~ rasanya lidahku bergoyang saking nikmatnya…”
”Tuh, Kan. Kyuhyun-oppa sih gak mau makan..” sungut Nanhee.
”Kamu juga gak ngasih aku!” timpal Eunhyuk.
”Mianhaeyo. Nanti aku buat yang banyak…” kata Nanhee tertawa. Dia memperhatikan wajah Kyuhyun yang mencoba tersenyum, ”Aigoo~ akhirnya oppa tersenyum juga. Aku senang melihat oppa mulai tersenyum walau tak ada kamera yang merekam kita kini.” Dia lalu membungkuk. Menepuk singkat bahu Kyuhyun. ”Oppa.. fighting!” serunya mengepalkan tangan lalu berlalu untuk mengobrol dengan Sooyoung dan Hyeoyeon.
”Ah.. neomu yeoppo. Nanhee memang seperti matahari… menyilaukan,” gumam Taemin yang dapat didengar jelas Kyuhyun dan Eunhyuk.
”Puji dia lagi, kulaporkan kau pada eommamu!” seru Eunhyuk mencibir sembari menunjuk Key yang sedang mematut diri di cermin dan berdiskusi dengan coordi noona-nya. ”Dulu aku juga sempat silau dengan pesonanya. Tapi, sekarang sudah tidak lagi.. hahaha~” lanjut Eunhyuk membayangkan wajah Hanna.
”Kyuhyun-hyung, bagaimana denganmu? Kau kan berduet dengan Nanhee. Pasti kau juga pernah terpesona dengannya.”
Kyuhyun menggeleng, ”Dia hanya kuanggap sebagai adik. Tak lebih, jadi tak pernah merasa dia berkilau atau apapun itu!” tegasnya.
”Tepatnya keponakan!” tukas Eunhyuk nyengir.
”Mantan calon keponakan!” tegas Kyuhyun lagi melirik sebal pada Eunhyuk.
”Mwo? Jadi Hyung dan Chaeri-noona beneran put…” belum sempat Taemin menyelesaikan kalimatnya. Mulutnya langsung dibekap oleh Victoria.
”Jelaskan padaku, tentang kata-kata yang belum sempat dilanjutkan Taemin!” tukas Vic.
”Tak ada penjelasan, Qiannie…” Kyuhyun mengibaskan tangannya. Menyuruh Victoria menjauh.
”Aku juga butuh penjelasan!” seru Eunhyuk.
”Tanyakan saja pada si ’american lady’ mu itu!” balas Kyuhyun mengisyaratkan Hanna.
”Aku ingin dengar dari versimu!”
”Aku juga!” timpal Victoria. Taemin ikut mengangguk padahal tak mengerti apa-apa.
Kyuhyun yang muak dipelototi oleh 3 makhluk itu, memutuskan bangkit dari duduknya. Lalu melenggang pergi. Mengabaikan ketiga orang itu yang meneriakinya, menyuruhnya kembali. Break filming masih sekitar setengah jam lagi. Dia memutuskan berjalan-jalan menyusuri lorong ruang ganti gedung SBS itu. Dia tersenyum pada staf dan rekan sesama idol yang menyapanya. Walau sebenarnya yang paling dia inginkan adalah menyendiri.
Akhirnya, dia menemukan spot yang tepat untuknya mengasingkan diri. Dia duduk di anak tangga pintu darurat. Menyandarkan kepalanya ke dinding dan mencoba memejamkan mata.
Masih teringat dengan jelas kejadian seminggu yang lalu. Saat hubungannya dan Chaeri benar-benar berakhir. ”Bagaimana keadaanmu sekarang, Chaeri-ya?” bisiknya menggenggam cincin milik Chaeri yang kini menjadi bandul kalungnya. ”Kau pasti sangat membenciku sekarang.”
Kyuhyun tak menyadari ada Nanhee memperhatikannya dari belakang. Dengan perlahan, dia mendekati Kyuhyun. Duduk disamping namja itu. Tanpa ragu menggenggam tangan Kyuhyun.
Kyuhyun terkejut melihat Nanhee disampingnya. Dengan cepat dia menghapus airmata dengan punggung tangannya yang tadi dipegang Nanhee.
”Oppa… kau memikirkan bibi?”
”Aniyo…” elak Kyuhyun.
”Lalu kenapa oppa menangis?”
”Aku tidak menangis. Tadi hanya keringat mengalir ke mata.”
Nanhee tahu, Kyuhyun berbohong. Namja itu sama sekali tak mau melihat ke arahnya. Dia lalu menyentuh tangan Kyuhyun lagi. Mengelusnya. Membuat Kyuhyun tak nyaman dan langsung menarik tangannya. Menjauh dari Nanhee.
”Apa-apaan kau ini!” seru Kyuhyun dengan nada tak suka. Dia kemudian mencoba meninggalkan tempat itu. tapi terhenti ketika mendengar ucapan Nanhee.
”Bibi sudah menemukan penggantimu! Aku dengar dari ayahku, namja itu sudah melamar bibi semalam. Setelah pesta pernikahan ibunya, tak lama bibi akan bertunangan dan tinggal mencari hari yang tepat untuk pernikahannya! Lalu, bagaimana denganmu, oppa? Apa kau akan tetap seperti ini. Sok kuat dan tersenyum seakan tak ada masalah tapi justru hancur dari dalam?!”
Kyuhyun terpaku. Shock mendengar berita dari Nanhee. Tentang Chaeri yang akan menikah. Hatinya bagai teriris pisau tumpul. Perih dan menyakitkan. Tak menyangka Chaeri melupakannya sangat cepat. Bertanya dalam hati, siapa namja yang akan menikahinya? Apakah Jong Suk?
Pikiran Kyuhyun kembali ke tubuhnya saat merasakan sepasang tangan mengalung ke perutnya. Merasakan tubuh Nanhee yang mendekat dan memeluknya dari belakang.
”Oppa… kumohon, jangan memikirkan bibi lagi…”
Kyuhyun berusaha melepaskan pelukan Nanhee. Walau cukup sulit karena yeoja itu semakin mengeratkan pelukannya. Ketika akhirnya berhasil, Nanhee tetap berusaha menahannya.
”Nanhee-ya, lepaskan aku!” titah Kyuhyun.
”Aniyo oppa. Aku belum selesai…” Nanhee mulai terisak, “… apa oppa tak menyadari perasaanku? Aku menyukaimu oppa. Lupakan bibi, kumohon…”
Kyuhyun mendorong Nanhee hingga bersandar ke dinding. Dengan tangannya yang bebas. Dia melepaskan cengkraman Nanhee ditangannya. Lalu berkata, ”Mianhae…”
Kyuhyun bergegas meninggalkan Nanhee di tangga darurat. Tapi di depan pintu, dia melihat Victoria. Yeoja itu terlihat gugup. Dia mendengar semuanya. Tapi dia bingung, akan berkata apa pada Kyuhyun. Dilihatnya Kyuhyun berjalan tanpa memperdulikannya. Wajah namja itu pucat pasi. Hingga akhirnya jalannya terseok. Vic bersegera mencoba membantu Kyuhyun berdiri.
”Kyuhyun-ah, gwenchana?”
Kyuhyun menggeleng. Yang ada di otak Kyuhyun hanya Chaeri. Pertunangan ataupun pernikahan. Entahlah, yang jelas. Hatinya hancur menyadari yeoja itu benar-benar melupakannya. Walau pada kenyataannya, dialah yang menyuruh Chaeri melakukan itu.
Seketika pandangan Kyuhyun gelap. Dia merasa tersedot ke waktu yang lain. Ketika cahaya gelap berganti dengan sinar putih yang menyilaukan. Dan kemudian sebuah siluet yang sudah lama tak dilihatnya muncul. Han Chae Kyeong menggunakan gaun serba putih menjulurkan tangannya pada Kyuhyun.
”Kyuhyun-ah, sadarlah!” pekik Vic panik. Dia berteriak meminta pertolongan ketika tubuh Kyuhyun ambruk.
Kyuhyun masih bisa mendengar teriakan Victoria. Tapi dia memilih untuk tetap di ruangan putih itu, bersama Chae Kyeong.
To be continued




0 Response to "Lanjutan Chocholate in love II"